JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, diduga ada keterlibatan sindikat internasional dalam kasus hilangnya ginjal tenaga kerja Indonesia asal Lombok, Sri Rabitah.
Siti mengaku kehilangan ginjal saat bekerja di Qatar pada 2014 silam.
"Dugaan kuat ada keterlibatan jaringan internasional," kata Anis, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017).
Anis memaparkan, sindikat perdagangan orang memakai modus perekrutan dan penjualan organ di negara lain.
Dalam kasus Sri, ia menduga ginjal tersebut dijual ke negara lain setelah diambil di Qatar.
"Korban direkrut di Indonesia, ginjalnya diambil di Qatar. Mungkin dijualnya di negara lain," ujar Anis.
(Baca: Polri Diminta Usut Dugaan Perdagangan Organ Sri Rabitah)
Sri berangkat ke Qatar melalui jalur resmi. Sebelum berangkat, TKI asal Lombok Utara itu telah menjalani tes kesehatan dan dinyatakan sehat.
Bersama 22 orang lainnya, Sri diberangkatkan menuju Qatar tahun 2014 melalui BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara.
Menurut Sri, ginjalnya diambil melalui operasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan darinya. Semenjak itu, kondisi tubuh Sri melemah.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB menyatakan ginjal Siti dalam keadaan utuh.
Hal itu diketahui dari hasil CT Scan pada 20 Februari lalu.
Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Kemenlu akan mendalami kasus tersebut.