Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsih Anggap Jokowi Lebih Tak Manusiawi ketimbang Presiden Sebelumnya

Kompas.com - 13/02/2017, 16:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maria Katarina Sumarsih mengaku sejauh ini sudah tiga kali mengirimkan surat untuk bertemu Presiden Joko Widodo.

Ia ingin bicara langsung kepada Presiden mengenai Tragedi Semanggi I yang merenggut nyawa putranya, Bernardus Realino Norma Irmawan, pada 13 November 1998.

Namun, hingga saat ini, Sumarsih belum berhasil untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Sumarsih mengatakan, surat pertama dikirimkan bulan Januari 2015, surat kedua Maret 2015, dan yang terakhir pertengahan tahun 2016.

Namun, tidak pernah ada jawaban yang jelas dari pihak Istana terkait kesediaan Presiden bertemu.

(Baca: Sumarsih: Tragedi Semanggi Tak Pantas Diselesaikan lewat Rekonsiliasi)

"Jawaban sih enggak pernah ada, saya yang menelusuri, tetapi kemudian orang staf Sekretariat Kabinet mengatakan, Pak Presiden belum mengagendakan untuk menerima kami keluarga korban," ucap Sumarsih di Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Sumarsih mengatakan, sebenarnya ia tak masalah jika tidak bertemu Jokowi. Yang terpenting, Jokowi dan pemerintahannya bisa menyelesaikan kasus yang menewaskan putranya dengan berkeadilan.

Namun, Sumarsih menilai, upaya pemerintah untuk menyelesaikan tragedi Semanggi I, II, dan Trisakti dengan cara rekonsiliasi tidak tepat.

Ia mengatakan, seharusnya tragedi berdarah tersebut diselesaikan melalui pengadilan HAM ad hoc.

(Baca: Sumarsih Akan Terus Menagih Janji Kampanye Jokowi...)

Oleh karena itu, ia dan Kontras datang ke KSP untuk memprotes langkah Wiranto membentuk Dewan Kerukunan Nasional (DKN), yang disinyalir sebagai upaya untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu dengan cara rekonsiliasi.

"DKN itu, kabarnya, itu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di negara kita, tetapi juga ada catatan di bawahnya, tidak tertutup kemungkinan akan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Ini yang kami tolak," ucap Sumarsih.

Sumarsih pun membandingkan sikap Presiden Joko Widodo dengan presiden-presiden sebelumnya.

Menurut dia, presiden-presiden sebelumnya jauh lebih baik karena mau menerima dirinya dan para korban pelanggaran HAM masa lalu.

Padahal, presiden-presiden terdahulu tidak pernah berjualan penyelesaian kasus HAM saat kampanye.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com