Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Tak Lagi di "Center Stage", SBY Mulai Ciptakan Isu

Kompas.com - 06/02/2017, 21:41 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Di negara yang menerapkan sistem demokrasi, jarang terjadi persinggungan politik antara mantan presiden dengan presiden yang tengah berkuasa. Namun, hal demikian tidak terjadi di Indonesia yang juga menerapkan sistem demokrasi.

Persinggungan antar Presiden dan mantan Presiden sangat terlihat dari langkah yang diambil Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo saat ini.

SBY yang sudah tidak lagi ada dalam pemerintahan, seharusnya bisa bersikap selayaknya negarawa dan tidak sibuk merecoki urusan pemerintahan kini.

“Seolah-olah sebagai presiden terdahulu, SBY tak lagi di center stage lalu menciptakan isu macam ini. Apa yang salah? Bahwa persinggungan politik terbuka ini bukan lah sesuatu yang terbuka seperti ini adalah tidak elok,” ujar peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, Arif Susanto, saat diskusi bertajuk Bila SBY Minta Bertemu Jokowi: Nunggu Lebaran, Kali! di Jakarta, Senin (6/2/2017).

(Baca: Jokowi dan SBY, dari Hambalang hingga Grasi Antasari...)

Arif pun membandingkan kondisi yang ada di tanah air kini dengan di Amerika Serikat. Di Negara Paman Sam itu, meski keterpilihan Donald Trump sangat kontroversial, presiden terdahulu yakni Barrack Obama tidak bereaksi keras. Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi antara SBY dan Jokowi.

Menurut Arif, SBY mulai ‘mencuri panggung’ sejak Maret 2016. Dalam catatannya, setidaknya sudah lima kali perseteruan politik terjadi antara SBY dengan Presiden Joko Widodo.

Dimulai dari ‘tour de Java SBY’, dimana saat itu Presiden keenam RI itu menyinggung pemerintahan yang terlalu memboroskan anggaran untuk pembangunan infrastruktur.

(Baca: Gayung SBY yang Tak Bersambut...)

Presiden Jokowi saat itu merespon SBY dengan berkunjung ke Proyek Hambalang yang telah dimulai di era SBY namun mangkrak.

Perseteruan terbaru yaitu saat SBY menduga percakapannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin disadap. Dugaan itu muncul setelah terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan kuasa hukumnya mengungkapkan adanya informasi percakapan keduanya dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama.

“Sangat tidak lazim presiden terdahulu terus menerus recoki pemerintahan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com