JAKARTA, KOMPAS.com – Di negara yang menerapkan sistem demokrasi, jarang terjadi persinggungan politik antara mantan presiden dengan presiden yang tengah berkuasa. Namun, hal demikian tidak terjadi di Indonesia yang juga menerapkan sistem demokrasi.
Persinggungan antar Presiden dan mantan Presiden sangat terlihat dari langkah yang diambil Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo saat ini.
SBY yang sudah tidak lagi ada dalam pemerintahan, seharusnya bisa bersikap selayaknya negarawa dan tidak sibuk merecoki urusan pemerintahan kini.
“Seolah-olah sebagai presiden terdahulu, SBY tak lagi di center stage lalu menciptakan isu macam ini. Apa yang salah? Bahwa persinggungan politik terbuka ini bukan lah sesuatu yang terbuka seperti ini adalah tidak elok,” ujar peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, Arif Susanto, saat diskusi bertajuk Bila SBY Minta Bertemu Jokowi: Nunggu Lebaran, Kali! di Jakarta, Senin (6/2/2017).
(Baca: Jokowi dan SBY, dari Hambalang hingga Grasi Antasari...)
Arif pun membandingkan kondisi yang ada di tanah air kini dengan di Amerika Serikat. Di Negara Paman Sam itu, meski keterpilihan Donald Trump sangat kontroversial, presiden terdahulu yakni Barrack Obama tidak bereaksi keras. Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi antara SBY dan Jokowi.
Menurut Arif, SBY mulai ‘mencuri panggung’ sejak Maret 2016. Dalam catatannya, setidaknya sudah lima kali perseteruan politik terjadi antara SBY dengan Presiden Joko Widodo.
Dimulai dari ‘tour de Java SBY’, dimana saat itu Presiden keenam RI itu menyinggung pemerintahan yang terlalu memboroskan anggaran untuk pembangunan infrastruktur.
(Baca: Gayung SBY yang Tak Bersambut...)
Presiden Jokowi saat itu merespon SBY dengan berkunjung ke Proyek Hambalang yang telah dimulai di era SBY namun mangkrak.
Perseteruan terbaru yaitu saat SBY menduga percakapannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin disadap. Dugaan itu muncul setelah terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan kuasa hukumnya mengungkapkan adanya informasi percakapan keduanya dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama.
“Sangat tidak lazim presiden terdahulu terus menerus recoki pemerintahan,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.