JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyatakan, banyak pemilih di Jakarta yang belum terdaftar karena sebagian besar tinggal di apartemen dan ada pula yang menjadi korban penggusuran.
Karena tinggal di apartemen, banyak warga yang belum terdata sebab alamatnya tidak tercantum jelas seperti rumah tapak.
Bagi mereka yang digusur, sebagian besar disinyalir telah kembali ke kampung halaman.
"Bagi mereka yang belum mendaftar, kebanyakan karena tinggal di apartemen-apartemen. Berikutnya korban penggusuran, ternyata pulang kampung, dan dicari enggak ada," kata Sumarsono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Namun, ia mengaku saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sejumlah antisipasi mengenai hal tersebut.
Saat ini, ia telah menginstruksikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) mendatangi apartemen-apartemen yang ada di Jakarta untuk melakukan pendataan.
"Jadi, kami kejar sekarang mereka berada di mana, dan bagi mereka yang belum mendaftar, di apartemen-apartemen kami panggil, atau kami jemput untuk didata," ujar Sumarsono.
"Jika belum melakukan perekaman E-KTP, kami proses langsung agar bisa mendapat surat keterangan dari Disdukcapil. Itu semua dalam rangka memenuhi hak pilih," kata dia.
Sementara itu, ia mengaku masih kesulitan memproses pemilih yang digusur karena saat ditelusuri ke lokasi penggusuran juga tidak jelas keberadaannya.
"Intinya kami terus berusaha supaya semua bisa mendapat hak pilih dengan terdaftar secara resmi. Kami masih kejar terus warga Jakarta yang belum terdaftar," ujar Sumarsono.