JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira mengatakan, partainya terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung, tak terkecuali bagi mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar.
Pernyataan itu menyusul langkah politik Antasari Azhar yang hendak bergabung ke PDI-P. Andreas pun memastikan proses yang ditempuh tidak rumit dan bisa cepat.
"Sebagai anggota biasa setiap orang yang ingin masuk bisa daftar mengusi formulir," ujar Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2017).
"Sebenarnya kalau ini berminat isi formulir bisa langsung masuk," kata dia.
Ia merasa Antasari bisa nyaman berada di PDI-P karena banyak kader partai berlambang banteng yang merupakan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Adapun saat ditanya apakah PDI-P akan memberikan bantuan hukum kepada Antasari jika jadi bergabung nanti, Andreas mengatakan pihaknya membuka peluang untuk memberi bantuan bagi Antasari.
Menurut dia, kejanggalan kasus Antasari sudah diketahui banyak pihak.
"Ya sejauh itu tidak menyangkut korupsi, tindakan asusila, narkoba, ya partai merasa perlu memberikan perlindungan dan bantuan hukum akan kami berikan," kata anggota Komisi I DPR RI itu.
"Kita bicara soal keadilan. Orang menperjuangkan rasa keadilan buat dirinya dan itu baik juga buat masyarakat untuk melihat," tuturnya.
Sebelumnya, Antasari hadir dalam acara debat Pilgub DKI, Jumat (27/1/2017). Ia pun menyatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI-P sebagai kandidat yang layak memimpin Jakarta ke depan.
Saat keluar dari ruangan debat, Antasari berjalan sembari dirangkul oleh Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristianto.
Saat ditanya apakah Antasari telah bergabung dengan PDI-P, Hasto hanya memberikan jawaban diplomatis.
"Tentu kompetensi Pak Antasari di bidang hukum dan pengalamannya yang luas, serta daya tahan dan kesabaran revolusionernya untuk membuktikan kebenaran, memberi ruang bersama-sama PDI-P untuk bersama-sama Pak Antasari juga," kata Hasto.