Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah John Lie, "Hantu Selat Malaka", Pahlawan Penyelundup Senjata...

Kompas.com - 30/01/2017, 14:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Akan tetapi, keajaiban terjadi, usai memutar dan agak menukik, pesawat meninggalkan "The Outlaw". Seketika John Lie masuk ke kabin kemudian berlutut.

John Lie berdoa, mengucap syukur atas kemurahan dan kasih Tuhan, "The Outlaw" menjadi berwibawa di hadapan juru tembak pesawat yang memutuskan pergi.

Belakangan, diketahui pesawat Belanda pergi karena menipisnya bahan bakar. Misi perdana pun sukses. John Lie dan 22 awak kapalnya membongkar muatan senjata dan amunisi dan diserahkan ke Bupati Usman Effendi serta komandan pejuang setempat, Abu Salam.

Keberhasilan "The Outlaw" menyelundupkan senjata ke Indonesia atau hasil bumi ke Singapura hingga Thailand terus terjadi pada misi-misi berikutnya.

Siaran stasiun radio BBC di London sampai-sampai menjuluki kapal tersebut dengan nama "The Black Speedboat".

Kepala Subdinas Sejarah Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Syarif Thoyib mengatakan, John Lie memiliki koneksi yang baik dengan orang-orang di pelabuhan Singapura, Thailand, bahkan hingga Afrika.

Maka tidak heran operasi-operasinya berjalan sukses atas bantuan mereka.

"Apalagi di Singapura, beliau begitu dikenal di sana. Wajahnya yang khas keturunan Tionghoa juga yang mungkin membuat dia dibantu sana-sini. Padahal apa yang John Lie lakukan adalah membantu Indonesia merdeka," ujar Syarif saat berbincang dengan Kompas.com, pertengahan Januari 2017.

Dibantu "keajaiban"

Suatu ketika di awal Agustus 1949, "The Outlaw" harus menjalani perbaikan total dengan naik galangan atau docking di Penang.

Selesai perbaikan, "The Outlaw" kembali ke Phuket menjemput awak kapal. Mereka berlayar kembali ke Aceh.

Pagi-pagi buta, saat kapal memasuki Delta Tamiang, kapal Belanda menghadang. Dengan membabibuta, kapal penjajah menembakkan meriam ke badan "The Outlaw".

Suasana sangat mencekam. Peluru mendesing-desing. Ledakan terjadi di jarak 3 meter tempat John Lie berlindung.

Dalam kondisi kritis, "The Outlaw" sama sekali tidak berdaya. Namun ajaib, kapal Belanda mengalami kandas di karang sehingga tidak bisa bergerak lagi. "The Outlaw" melarikan diri bersembunyi di Delta Tamiang.

Lolos dari armada laut Belanda, kini armada udara yang menyergap. Namun, lagi-lagi keajaiban terjadi. Pesawat dengan juru tembaknya hanya berputar-putar di atas delta. Mereka seakan-akan tidak melihat "The Outlaw" yang porak poranda di bawahnya.

"Roh Kudus membungkus kami," ujar John Lie dalam sebuah memoarnya.

Tidak berhenti sampai di situ. John Lie kemudian memutuskan kembali ke Penang. Apalagi, satu baling-baling mesinnya copot. Sulit pasti melarikan diri jika dikejar Belanda.

Pagi-pagi buta keesokan harinya, "The Outlaw" sudah sedikit lagi memasuki Selat Malaka. Namun, di tengah kegelapan malam, sebuah kapal tanker milik Belanda melintas.

Nakhoda kapal tangker itu kemudian menghubungi patroli militer Belanda. Benar saja. Tidak lama kemudian, kapal patroli Belanda kembali menghadang "The Outlaw".

Tembakan meriam Bofors dan senapan mesin 12,7 milimeter memecah kesunyian laut. Sadar jarak ke Penang masih jauh, John Lie dan awak pasrah.

Seisi kapal berserah pada Tuhan. Bahkan, John Lie tidak menyadari kapal Belanda mengirimkan sandi morse agar "The Outlaw" menyerah.

Namun, ajaib. Tiba-tiba cuaca buruk melanda perairan. Kabut menyelimuti permukaan laut. Hujan turun dengan sangat deras.

Gelombang laut tiba-tiba berkecamuk. Kapal Belanda tidak sanggup mengejar "The Outlaw" dengan cuaca yang demikian.

Perjalanan menyeramkan Phuket-Aceh itu juga terus dipantau radio BBC di London. Penyiar menyebut, "The Outlaw" dengan segala pengalamannya lolos dari sergapan itu di luar nalar.

Bahkan, saat John Lie untuk kesekian kalinya bertandang ke Phuket, wartawan Roy Rowan dari majalah Life mengulas secara khusus operasi-operasi "The Outlaw" dari halaman 49 sampai 52.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com