Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis Ditangkap KPK, Ketua MK Kembali Dituntut Mundur

Kompas.com - 29/01/2017, 15:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Selamatkan Mahkamah Konstitusi kembali mengangkat petisi online bertajuk "Selamatkan MK" pasca-penangkapan hakim konstitusi, Patrialis Akbar, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dalam petisi ini, koalisi tersebut menuntut Ketua MK Arief Hidayat untuk mundur sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas kasus Patrialis.

"Desakan agar ketua MK mundur dari jabatannya karena gagal memimpin MK dan awasi hakim MK lainnya," ujar anggota Divisi Hukim dan Monitoring Indonesia Corruption Watch Aradilla Caesar selaku salah satu inisiator petisi, Minggu (27/1/2017).

Petisi ini merupakan pembaruan petisi sebelumnya yang juga menuntut Arief mengundurkan diri.

Petisi pertama muncul saat Arief tersandung kasus etik dengan sanksi teguran lisan oleh Dewan Etik MK pada April 2016.

Sanksi diberikan terkait beredarnya memo yang ditulis oleh Arief sebagai Ketua MK kepada mantan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Widyo Pramono.

Dalam memo tersebut, Arief menitipkan saudaranya, Zainur Rochman yang berprofesi sebagai jaksa pada Kejaksaan Negeri Trenggalek dengan jabatan Kasi Perdata dengan pangkat Penata Muda IIIC, untuk dibina dan dijadikan anak kepada Jampidsus.

Aradilla mengatakan, karena dianggap masih relevan, akhirnya petisi itu diperbarui setelah Patrialis ditangkap KPK.

"Petisi (pertama) itu dibuat April 2016. Cuma karena ada kasus Patrialis Akbar, di-update dengan desakan yang sama," kata Aradilla.

Untuk kedua kalinya, kata Aradilla, Arief dianggap gagal menjaga marwah dan kepercayaan publik atas lembaga tersebut. Ia menilai bahwa Arief semestinya menyadari secara moral bahwa ia telah gagal memimpin MK dan secara negarawan melepaskan jabatannya yang gagal ia jalankan dengan baik.

Aradilla berpendapat bahwa mundurnya Arief sebagai Ketua MK dan hakim konstitusi dianggap langkah tepat untuk menyelamatkan MK dari praktik korupsi.

Petisi tersebut diperbarui pada Sabtu (28/1/2017). Hingga Minggu (29/1/2017) pukul 15.07 WIB, petisi ini ditandatangani oleh 10.936 pendukung.

Aradilla berencana menyampaikan hasil petisi ini kepada Arief, Dewan Etik MK, dan Presiden Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com