JAKARTA, KOMPAS.com - Pagelaran teater kebangsaan bertajuk "Tripikala; Tertawa bersama Megawati Soekarnoputri" sukses membuat penonton terpingkal-pingkal. Tidak terkecuali Presiden Joko Widodo.
"Dari awal sampai akhir lucu semuanya. He he he," ujar Jokowi usai menonton.
"Sampai kehabisan energi untuk tertawa, karena dari awal sampai akhir habis semuanya," kata dia.
Aksi teater yang diperankan Butet Kertaradjasa, Cak Lontong, Happy Salma, Ari Kriting dan lain-lain itu dinilai Presiden Jokowi, juga sukses menyampaikan pesan-pesan yang berguna bagi bangsa dan negara.
Pesan itu mulai dari pentingnya persatuan dan kesatuan, hingga soal Indonesia yang majemuk dan beragam.
"Dan juga tetap mendahulukan kepentingan negara dan kepentingan rakyat di atas kepentingan yang lain-lain. Saya kira pesan itu yang sangat kuat sekali disampaikan dalam pertunjukan tadi," ucapnya.
(Baca juga: Megawati Ultah Ke-70, Ini Doa Jokowi)
Cerita tentang pengkhianatan
Aksi teatrikal yang digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-70 Megawati tersebut bercerita tentang seorang raja (Butet Kertaradjasa) yang sedang menguji loyalitas sekaligus tanggung jawab orang-orang di sekelilingnya.
Sang raja berpura-sakit dan dirawat putri sulungnya Happy Salma. Ia pun mengutus Adipati bernama (Marwoto) dan ajudannya (Susilo) untuk meminta kepada dua pangeran (Cak Lontong dan Akbar) mencari air suci Tripikala.
Setelah kedua pangeran berhasil mendapatkan Tripikala dengan menempuh samudera dan hutan, sang adipati dan ajudannya berkhianat. Mereka mengikat pangeran di pohon dan merebut air suci Tripikala.
Kepada raja, adipati berbohong bahwa pangeran dimakan binatang buas. Oleh sebab itu, dirinyalah yang memberikan air suci demi kesembuhan sang raja.
Sang raja membuka kedoknya. Dia mengetahui sang adipati berkhianat dengan mengikat pangeran.
Raja pun akhirnya menyerahkan tahta kerajaannya kepada Happy Salma lantaran dianggap paling murni jiwa dan pikirannya.