Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Ingin Jokowi-SBY Segera Bertemu

Kompas.com - 23/01/2017, 11:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai sebaiknya pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat segera dilakukan.

Hal ini terkait dengan kicauan SBY melalui akun Twitter resminya, @SBYudhoyono tentang kabar bohong atau hoax. Cuitan tersebut juga telah ditanggapi oleh Jokowi

Pertemuan keduanya dinilai perlu dilakukan, apalagi beberapa waktu lalu Jokowi sudah mengundang sejumlah elite politik untuk makan siang bersama dan berbincang.

"Kalau kita lihat hubungan Pak SBY dengan Jokowi cukup dinamis, termasuk ketika banyak tokoh diundang atau ditemui oleh Pak Jokowi kan Demokrat mengatakan siap kalau diundang," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Pihak SBY, menurut Hidayat, telah membuka diri. Namun, pihak Jokowi tak memberikan kepastian kapan akan bertemu dengan ketua umum Partai Demokrat itu.

"Jadi menurut saya agar kemudian kekhawatiran publik tidak semakin meluas, dari pihak SBY sudah membuka semacam itu menurut saya ya tinggal Pak Jokowi dan pihaknya, sebagaimana mengundang banyak pihak untuk ketemu dan makan siang, ketemu sajalah antara presiden keenam dan ketujuh ini," tuturnya.

Selain itu, Hidayat menilai komitmen terhadap pemberantasan hoax juga bisa lebih terkukuhkan.

Komitmen keduanya dianggap bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat untuk secara serius memerangi hoax atau memproduksi berita-berita yang menimbulkan kebohongan dan kegaduhan.

"Karenanya, baik bagi Pak Jokowi maupun Pak SBY dan siapa saja, untuk menjadi teladan bagaimana tidak memproduksi hoax, tidak memproduksi berita yang menimbulkan kegaduhan, hate speech dan sebagainya," kata Wakil Ketua MPR RI itu.

Kicauan SBY pada Jumat (20/1/2017) kemarin berbunyi: "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*

(Baca: Akun Twitter SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini...)

Menanggapi kicauan SBY, Jokowi menilai sudah saatnya masyarakat membangun budaya baru. Sebuah nilai-nilai kesopanan dan kesantunan saat berucap dan menyampaikan ujaran di media sosial.

"Kita harus bangun budaya sopan dan santun. Jangan menghasut, jangan memfitnah, dan jangan menyebarkan kabar bohong atau hoax," ucap Jokowi, di Bogor, Minggu (22/01/2017).

(Baca: Tanggapi Kicauan SBY, Jokowi: Kita Harus Bangun Budaya Sopan dan Santun)

Kompas TV SBY Keluhkan Hoax, Ini Respons Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan 'Amicus Curiae' Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan "Amicus Curiae" Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk "Palu Emas"

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com