JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komjen Putut Eko Bayuseno menyayangkan terjadinya kasus penganiayaan dan pembunuhan keluarga di Pulomas.
Dalam kejadian ini, enam orang meninggal dan lima orang selamat. Menurut Putut, tewasnya lima orang tersebut bisa diantisipasi juga jika petugas keamanan yang berpatroli di sekitar perumahan itu jumlahnya memadai.
"Kalau satpamnya patroli mengawasi rumah almarhum, segera bertindak, bisa ditangani segera," ujar Putut di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Dokter memperkirakan kematian korban pada pagi hari. Kalau saja malam sebelumnya kejadian ini diketahui oleh satpam yang bertugas, maka nyawa korban bisa diselamatkan.
Oleh karena itu, Putut menekankan pentingnya antisipasi pengamanan dari Bhabinkamtibmas, terutama di wilayah yang rawan kriminal.
"Coba bayangkan, satu kali jaga hanya lima orang. Sementara pintu gerbangnya ada tiga. Kalau ini dijaga satu-satu dalam mengambil personel tiga orang, meng-cover seluas itu ya tidak cukup," kata Putut.
"Maka imbauan kami untuk penambahan anggota satpam untuk kompleks perumahan," ujar dia.
(Baca juga: Perampok di Pulomas Hanya Butuh 16 Menit untuk Merampok dan Menyekap)
Selain itu, peran Bhabinkamtibnas yang utama yakni mendeteksi gangguan keamanan di lingkungan tertentu. Saat menyambangi rumah ke rumah, petugas harus jeli menemukan apakah ada kejanggalan di lingkungan tersebut.
Contohnya, menurut Putut, keberadaan "pengantin" di Bekasi yang hendak melakukan pengeboman bunuh diri. Pelaku berinisial DYN itu mengontrak dan tampak tertutup dari lingkungan.
"Harus mendeteksi jangan-jangan orang ini mempunyai niat jahat," kata Putut.