JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, Presiden Joko Widodo terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur.
Akibatnya, kata dia, Presiden Jokowi lupa dalam membangun politik akal budi di Indonesia.
"Presiden seperti teknisi yang betul-betul mengupayakan pembangunan instruktur. Pengisian politik akal budi berkurang," kata Ray di kantor Formappi, Jakarta, Senin (9/1/2017).
Menurut Ray, Jokowi terlalu puas dengan hasil survei tingkat kepuasan publik dan elektabilitas yang dilansir oleh beberapa lembaga survei.
Selain itu, lanjut dia, hampir tidak ada masalah besar yang dihadapi Jokowi.
Ray menuturkan, melemahnya politik akal budi timbulkan menguatnya paham intoleransi dan berita palsu atau hoax di masyarakat. Masyarakat tidak lagi berpegang pada prinsip demokrasi.
"Politik akal budi akan terus menerus mengingatkan publik bahwa kita berada di negara yang plural, bhineka," ucap Ray.
Ray menilai, minimnya politik akal budi berimbas pada pilkada 2017 yang relatif kosong dari isu substantif.
"Padahal ada dua isu, isu antikorupsi dan isu politik dinasti. Tapi sayangnya tidak jadi isu yang kuat," ujar Ray.