Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rantai Dinasti Politik Dapat Diputus secara Bertahap

Kompas.com - 07/01/2017, 15:17 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menuturkan, banyak masyarakat belum memilih kepala daerahnya dengan alasan yang matang. 

Menurut Topan, ada kecenderungan masyarakat memilih calon kepala daerah yang memiliki hubungan keluarga dengan kepala daerah sebelumnya. Hal ini dia sebut berpengaruh pada lahirnya dinasti politik dan berpotensi menimbulkan korupsi.

"Karena memang membatasi hak politik itu dilarang. Tapi pada saat yang sama, masyarakat tidak bisa menentukan pilihan yang matang. Oleh karena itu, mekanismenya memang harus berjenjang," kata Adnan, seusai acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Satbu (7/1/2017).

(Baca: Tiga Jenis Dinasti Politik, Mana yang Terkuat?)

Adapun mekanisme atau tahapan untuk memutus rantai dinasti politik, di antaranya adalah mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar semakin fokus mengawasi proses hukum yang melibatkan pejabat daerah.

"Bagaimana menghentikan dinasti politik Banten, misalnya. Kalau tidak dipotong lewat jalur hukum, ini akan semakin terangkat. (Karena terjerat kasus hukum) terbukti sekarang mereka relatif kesulitan untuk berkompetisi," ucap Adnan.

Kedua, melalui penerapan berbagai macam instrumen teknokratis ketika mereka menjabat untuk mengontrol kepemimpinan. Salah satunya melalui e-budgeting sehingga setiap pejabat daerah tidak bisa menggunakan anggaran untuk kepentingan di luar kepentingan daerah.

"Kalau ini diterapkan dan jadi perintah Undang-Undang, saya kira mereka-mereka yang akan mencuri uang negara relatif kesulitan mencari cara untuk menggerus uang negara itu," ujarnya.

Sementara itu, untuk jangka panjang, harus ada upaya mencerdaskan masyarakat dan lebih sadar politik. Jika masyarakat sudah sadar secara politik, kata Adnan, dengan sendirinya dinasti politik juga akan ditolak.

Dia mencontohkan di Jakarta, masyarakatnya sudah semakin rasional dalam menentukan pilihan dan preferensi politiknya tidak mudah dipengaruhi politik uang misalnya.

"Atas dasar kesadaran politik mereka. Jadi tidak perlu diatur-atur, toh (calon kepala daerah berlatar belakang dinasti politik) tidak laku ketika dijual," tutur Adnan.

Kompas TV Minimnya Dinasti Politik di Daerah Munculkan Calon Pemimpin Muda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com