Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Sebut Pelibatan Perempuan dalam Aksi Bom Strategi Baru Teroris

Kompas.com - 16/12/2016, 10:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, kelompok teroris kerap memanfaatkan perempuan untuk menjalankan aksi.

Salah satunya kelompok bom Bekasi yang menjadikan perempuan bernama Dian Yulia Novi sebagai "pengantin" atau pelaku bom bunuh diri. Rencananya, Dian meledakan diri di kompleks Istana kepresidenan.

Untungnya rencana itu tak sempat terealisasi karena Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri lebih dulu menangkap jaringan Dian.

"Kelompok teror gunakan wanita biar tidak dicurigai. Padahal di balik itu ada rencana aksi," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Kepolisian cukup terkejut dengan peran langsung Dian sebagai "pengantin". Karena biasanya, perempuan berada di balik layar. Misalnya, seperti istri-istri anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur di Poso.

Boy mengatakan, perempuan cenderung lebih mudah diterima dan berbaur di masyarakat. Selain itu, sosok perempuan lebih tak dicurigai sebagai pelakon aksi teror karena umumnya teroris merupakan laki-laki.

(Baca: Ini Peran Tujuh Tersangka Terkait Temuan Bom di Bekasi)

"Itu strategi dalam rangka mengelabui obyek yang jadi sasaran, seolah wanita simbol kedamaian, berikan situasi yang menyejukkan, tapi dimanfaatkan," kata Boy.

Salah satu contohnya yakni bom kalung bunga yang menewaskan mantan Perdana Menteri India Rajiv Gandhi. Seorang perempuan mengalungkan bunga yang berisi rangkaian bom ke leher Rajiv. 

Menurut Boy, banyak modus kelompok teroris untuk merekrut perempuan menjadi bagian dari mereka.

Pendekatannya bisa dengan kegiatan pergaulan normal sehari-hati, sering berkomunikasi, lalu pelan-pelan memasukkan rencana amaliyah dengan mengenalkan dalil agama yang keliru.

"Bisa melalui perantara wanita, kemudian bisa jadi dengan modus pernikahan yang ternyata ada niat lain di baliknya," kata Boy.

Oleh karena itu, Polri meminta peran serta masyarakat dalam proses pencegahan. Mulai dari lingkungan keluarga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk membentengi perempuan dari pengaruh radikal yang kuat untuk perekrutan.

(Baca: Diduga Terlibat Kasus Bom Bekasi, Seorang Wanita di Purworejo Ditangkap Densus)

"Seperti yang dialami Dian, dia sangat terpengaruh dengan ajakan sehingga pola pikirnya berubah. Ini membahayakan dirinya sendiri dan orang lain," kata Boy.

Polri mengungkap keberadaan kelompok terorisme yang hendak mengebom Istana Kepresidenan. Bom yang sudah dirakit ditemukan di Bekasi.

Seusai penemuan bom tersebut, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 12 tersangka di tempat berbeda.

Kompas TV Inilah 7 Tersangka Teroris Bom Bekasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com