Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partisipasi Politik Perempuan di Pilkada Masih Rendah

Kompas.com - 28/11/2016, 14:08 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partisipasi politik perempuan dalam pilkada serentak 2017turun dari pilkada 2015.

Catatan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), hanya 44 perempuan atau 7,17 persen dari 614 calon kepala daerah pada pilkada 2017. Para perempuan tersebut akan bertarung di 41 daerah.

Sebanyak 38 perempuan maju melalui jalur partai, sisanya lewat jalur perseorangan.

"Proporsi ini tidak bergerak signifikan dibanding Pilkada 2015. Saat itu ada 123 perempuan dari 1646 atau 7,47 persen. Turun 0,30 persen pada Pilkada 2017," kata peneliti Perludem Maharddhika di kantor Sekretariat Bersama Kodifikasi UU Pemilu, Jakarta, Senin (28/11/2016).

(Baca: Isu Primordialisme Memengaruhi Pilkada DKI?)

Maharddhika menuturkan, 44 perempuan tersebut didominasi oleh tiga latar belakang, yaitu mantan legislator, kader partai, dan jaringan kekerabatan.

Rincinya, mantan legislator sebanyak 23 perempuan atau 52,27 persen, kader partai sebanyak 19 perempuan atau 43,18 persen dan jaringan kekerabatan sebanyak 14 perempuan atau 31,82 persen.

Menurut Maharddhika, rendahnya partisipasi perempuan pada Pilkada 2017 terletak pada sikap dan perilaku partai.

Maharddhika mengemukakan, partai cenderung berorientasi pada aspek elektabilitas dan kekuatan modal.

"Peluang pencalonan perempuan tertutup oleh dominasi modal dan elektabilitas yang dimiliki laki-laki. Jika punya elektabilitas tinggi, partai yabg pragmatis menyandera upaya konsolidasi perempuan untuk maju," ucap Maharddhika.

(Baca: 1 Juta Pemilih di Pilkada Belum Rekam E-KTP)

Maharddhika menyebutkan, perempuan berlatar belakang legislator, sebelum mencalonkan diri mereka sudah berupaya mengumpulkan kekuatan politik. 

Namun, lanjut dia, partai yang pragmatis lebih melihat elektabilitas. "Partai hanya memilih calon yang berpeluang besar untuk terpilih," ujar Maharddhika.

Kompas TV Makan Malam Berbayar Bersama Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com