NUSA DUA, KOMPAS.com - Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Petrus Gosolle mengatakan, pihaknya belum dapat membenarkan kabar bahwa simpatisan ISIS asal Indonesia, Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal, meninggal dunia di Suriah.
Pasalnya, hingga saat ini belum diketahui keberadaan jenazah Abu Jandal.
Polisi juga belum mendapatkan kepastian waktu pemulangannya.
"Tidak bisa dikatakan bahwa yang bersangkutan sudah meninggal dunia sampai kami menemukan hal-hal signifikan berkaitan dengan penanganan yang berkaitan dengan matinya korban," ujar Petrus, dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (9/11/2016).
Petrus mengatakan, informasi yang beredar di dunia maya bisa serta merta dipercaya sebelum ada konfirmasi resmi dari pihak yang berwenang.
Abu Jandal sebelumnya pernah dikabarkan tewas pada awal 2016 lalu. Namun, berita tersebut hoax.
Petrus mengatakan, ada kemungkinan kejadian tersebut berulang.
"Bisa aja orang seperti itu. Dulu Dulmatin bisa sampai tiga kali dikabarkan mati di Filipina Selatan sampai ditemukan di Pamulang," kata Petrus.
Menurut Petrus, kebenaran soal identitas Abu Jandal akan terungkap jika sudah dilakukan tes DNA, tes gigi geligi, sidik jari, dan sebagainya untuk menemukan data yang ciri-cirinya sesuai.
Sevelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, keluarga membenarkan bahwa Abu Jandal meninggal dunia.
Namun, sumber informasi yang diterima polisi hanya dari pihak keluarga sehingga belum bisa memastikan tewasnya Abu Jandal.
Begitu jenazah tersebut dipulangkan, tim Disaster Victim Identification (DVI) akan langsung melakukan sejumlah tes untuk mengetahui identitasnya.
Boy mengaku belum mendapatkan informasi kapan jenazah akan dipulangkan.
Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam proses pemulangan jenazah.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Abu Jandal telah meninggalkan keluarga di Pasuruan sejak 2008 dan tinggal di Malang.
Diperkirakan baru beberapa tahun belakangan ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.