JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan menggelar Kongres Nasional I yang diselenggarakan di Hotel Kartika Chandra pada 12 dan 13 November 2016.
Kongres tersebut akan dihadiri anggota-anggota KAMMI dari 34 provinsi di Indonesia.
Sejumlah tokoh negara rencananya juga akan turut hadir dalam kesempatan tersebut dan menyampaikan pidato.
Tokoh itu di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, presiden ketiga RI BJ Habibie, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Fahri Hamzah sebagai deklaraktor alumni KAMMI 1998 dan Ketua Umum pertama KAMMI.
"Ini menjadi sebuah harapan. Kami paham alumni banyak, belasan ribu dari berbagai wilayah. Kami berpikir mencoba membangun wadah alumni," tutur Ketua SC Kongres Nasional I KA-KAMMI, Rahman Toha Budiarto di Senayan, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Kehadiran tokoh-tokoh tersebut salah satunya ditujukan untuk menjembatani ingatan dan menyamakan suasana kebatinan antar-undangan dan alumni yang hadir tentang kaum muda sebagai penerus tugas sejarah dan cita-cita perubahan bangsa.
Rahman menambahkan, kongres tersebut juga akan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta menetapkan kepemimpinan di tingkat nasional. Struktur terdiri dari dewan pembina, dewan pengurus pusat dan majelis syuro.
Adapun nama Fahri Hamzah disebut sebagai tokoh yang banyak disuarakan di daerah untuk menjadi Ketua Dewan Pembina atau Ketua Majelis Syuro KAMMI.
Fahri merupakan deklarator KAMMI 1998 di Malang, Jawa Timur yang juga didapuk menjadi Ketua Umum pertama. Ia dianggap oleh para alumni mampu menjadi tokoh pemersatu antar-alumni serta menjadikan organisasi tersebut solid dan kuat.
Terkait hal tersebut, Fahri memahami jika alasannya adalah karena dirinya dituakan. Sebab, ia adalah alumni KAMMI yang tertua. Berbeda dengan organisasi-organisasi alumni mahasiswa Islam lainnya yang memiliki banyak sepuh alumni.
"Ini adalah organisasi baru yang lahir untuk meramaikan yang sifatnya non-partisan karena berafiliasi dari beragam cara berpikir dari politik dan lainnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.