Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Drone" Bantu BNPB Atasi Bencana Alam di Indonesia

Kompas.com - 06/10/2016, 14:36 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan wahana terbang nirawak (drone) dinilai mempercepat tugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mengatasi bencana alam di Indonesia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemanfaatan drone sangat efektif dan efisien dalam pengkajian cepat penanggulangan bencana.

"Dengan menggunakan drone, kami akan lebih mudah, baik dari indikator waktu kecepatan, biaya, tenaga, maupun daerah bencana yang tidak bisa tersentuh," ujar Sutopo dalam Seminar Pemanfaatan Drone dalam Penanggulangan Bencana di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Menurut Sutopo, dari segi biaya, penggunaan drone dapat menghemat biaya karena pemetaan tak perlu lagi dilakukan menggunakan helikopter atau citra satelit.

"Karena kalau kita bandingkan dengan membawa helikopter atau citra satelit untuk pemetaan itu makan biaya besar," kata Sutopo.

(Baca: BNPB Kaji Aturan Penggunaan Drone Lintas Institusi dalam Penanggulangan Bencana)

Adapun dari segi waktu, kendala seperti tutupan awan ataupun harus menunggu satelit melintas dapat diatasi menggunakan drone.

"Citra satelit juga kita harus menunggu apakah pada saat terjadi bencana, ada satelit yang melintas tempat tersebut. Belum lagi terkendala tutupan awan," tambah Sutopo.

Dari sisi tenaga, kata Sutopo, drone hanya membutuhkan dua orang untuk mengoperasikannya. Jika melakukan pemetaan secara manual, tenaga perorangan yang dibutuhkan akan lebih besar.

"Kemudian dari tenaga, tenaga hanya dua orang yang langsung melakukan pemetaan menggunakan drone," ucap Sutopo.

(Baca:

Sedangkan dari segi risiko, drone dapat digunakan pada daerah-daerah yang masih terdampak bencana. Menurut Sutopo, daerah terdampak bencana lazimnya masih sulit untuk disisir oleh anggota BNPB sehingga drone mempermudah tugas mereka.

"Sehingga dalam hal ini bagaimana mendeteksi daerah yang masih terlanda bencana tadi menggunakan drone, kita akan lebih mudah," ujar Sutopo.

Sutopo pun mencontohkan, efektif dan efisiennya penggunaan drone dapat dilihat dari penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi dan Sinabung, kebakaran hutan di Riau, hingga banjir bandang di Garut.

Sutopo menuturkan, dalam bencana tersebut penggunaan drone sangat berguna dalam melakukan pemetaaan, baik untuk simulasi wilayah terdampak hingga pencarian wilayah relokasi.

"Pemanfaatan ini sangat mendukung melakukan kaji cepat," ujar Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com