Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Sebut Indonesia Miliki Syarat Utama Sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB

Kompas.com - 24/09/2016, 20:33 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia meluncurkan kampanye untuk pencalonan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2019-2020 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, pada Kamis, 22 September 2016, pukul 18.30-20.30 waktu setempat.

Peluncuran itu dilangsungkan bersamaan dengan resepsi diplomatik yang digelar dalam rangka peringatan HUT ke-71 RI di sela-sela sidang Majelis Umum PBB.

Di depan sekitar 200 tamu undangan yang mayoritas merupakan menteri dan diplomat asing, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia memiliki syarat utama untuk terpilih sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.

“Indonesia negara yang memiliki syarat-syarat utama untuk terpilih dalam pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 dan Indonesia siap untuk itu," ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (24/9/2016).

Dalam sambutannya, Retno menjelaskan mengenai postur Indonesia yang membuatnya layak untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB.

Dia menyebut Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar dunia, negara demokrasi terbesar ketiga dunia, dan negara berpenduduk muslim terbesar dunia.

"Oleh sebab itu Indonesia menjadi bukti bahwa Islam, demokrasi, modernitas dan penguatan perempuan dapat terjalin dalam satu harmoni. Dengan lebih dari 17 ribu pulau yang didiami oleh lebih dari 1300 kelompok etnis," ungkapnya.

(Baca: Wapres Buka Kampanye Pencalonan Indonesia sebagai Anggota DK PBB)

Retno menuturkan bahwa Indonesia merupakan model sejati bagi toleransi dan pluralisme, nilai yang senantiasa diproyeksikan oleh Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain.

Sementara itu dalam bidang demokrasi, Indonesia aktif memajukan demokrasi, antara lain lewat penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF).

Retno juga mengatakan Indonesia termasuk sepuluh penyumbang terbesar bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB.

Jumlah perwakilan RI di luar negeri yang mencapai 132 pewakilan dapat membantu Indonesia memahami dengan baik situasi di lapangan.

"Sebagai anggota DK (Dewan Keamanan) PBB, Indonesia akan memainkan peran bertanggung jawab dan konstruktif, dan berusaha maksimal untuk memberikan sumbangsih bagi kerja-kerja mulai DK PBB,” kata Retno.

Peluncuran kampanye tersebut ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bertindak selaku tamu kehormatan, didampingi Retno dan Wakil Tetap RI di New York Duta Besar Dian Triansyah Djani.

Pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 akan dilaksanakan pada bulan Juni 2018.

Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk memperebutkan satu kursi yang dialokasikan bagi Kelompok Asia Pasifik.

Sebelumnya, Indonesia sudah pernah tiga kali menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 207-2008.

Anggota DK PBB berjumlah 15 negara, terdiri dari lima anggota tetap (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok) dan 10 anggota tidak tetap yang bergantian per dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com