Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Komnas HAM dan Ormas Islam, BNPT Gandeng ICMI untuk Berantas Terorisme

Kompas.com - 02/09/2016, 21:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus merangkul berbagai pihak dalam menanggulangi penyebaran paham radikal dan terorisme.

Kali ini, lembaga antiterorisme itu menggandeng Ikatan Cendikawan Muslim Indonesia (ICMI).

"Kami merangkul semua pihak untuk mencari fomula yang pas dalam upaya menanggulangi pihak-pihak yang sudah terpapar dan mencegah untuk pihak-pihak yang belum terpapar paham radikal terorisme," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius usai bertemu Majelis Pengurus Pusat ICMI di Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Sebelum merangkul ICMI, kata Suhardi, jajarannya sudah bertemu sejumlah instansi dan ormas dalam rangka meminta masukan sekaligus mengajak bersama-sama menanggulangi radikalisme dan terorisme, di antaranya Komnas HAM, MUI, Muhammadiyah, dan NU.

Selama ini, kata Suhardi, pihaknya juga menggunakan metode turun ke lapangan untuk memberikan pencerahan deradikalisasi dengan melibatkan para pakar, akademisi, ulama, dan juga para mantan teroris.

Menurut Suhardi upaya penanggulangan radikalisme terorisme memang harus masif karena paham radikal terorisme sudah masuk ke berbagai ruang.

Di kalangan lembaga pendidikan bukan hanya pendidikan tinggi yang terpapar paham tersebut, namun sudah menyentuh jenjang sekolah dasar.

(Baca: Gandeng Komnas HAM, BNPT Tak Mau Resisten terhadap Hak Asasi Manusia)

"Kalau tidak diantisipasi dengan baik sejak saat ini bisa terbayang apa yang akan terjadi di negara ini nantinya, apalagi dengan kemajemukan yang dimiliki bangsa ini," katanya.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengapresiasi langkah BNPT memperluas kemitraan dalam penanggulangan radikalisme terorisme.

Apalagi dengan kesadaran bahwa tugas itu tidak bisa ditangani sendirian.

Ia mengatakan ICMI akan membantu BNPT dalam mengatasi radikalisme dan terorisme yang saat ini sudah mengarah kepada kalangan terpelajar.

"Jadi, metode brainwash yang dilakukan kelompok teroris ini ternyata efektif, dan itu merebak ke mana-mana," ujarnya.

Menurut Jimly, Indonesia tidak sulit untuk jadi negara maju kalau memelihara budaya kekerasan. Oleh karena itu, budaya kekerasan yang selama ini ada harus dihilangkan.

"Untuk itu, ICMI akan membantu BNPT dalam mengatasi radikalisme terorisme dengan menggerakkan roda deradikalisasi dan kontraradikalisasi," katanya.

Kompas TV Pengaruh Terorisme Melalui Media Sosial-Satu meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com