Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Duplikat Bendera Pusaka Itu Berasal dari Ibu Athirah"

Kompas.com - 17/08/2016, 20:55 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyempatkan diri bertemu kedua cucunya, Fikri dan Rasyid, sebelum beranjak ke Istana Merdeka, Rabu (17/8/2016), untuk mengikuti jalannya upacara detik-detik Proklamasi dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-71 Republik Indonesia.

Di hadapan kedua cucunya, Kalla bercerita tentang rangkaian pembuatan duplikat bendera pusaka.

Seperti diungkapkan Juru Bicara Wapres, Husain Abdullah, sekitar tahun 1969, tim dari Kantor Gubernur Sulawesi Selatan dan Sekretariat Negara bertandang ke sebuah rumah di Jalan Andalas.

Rumah itu diketahui milik Ibu Athirah, ibunda Jusuf Kalla. "Mereka datang memesan kain sutera berwarna putih bersih dengan persyaratan kualitas sutera terbaik," tutur Kalla kepada cucunya seperti diungkapkan Husain.

Tim Pembuat Duplikat Bendera Pusaka tersebut saat itu lantas menanyakan kesanggupan Athirah.

"Apakah Ibu Athirah sanggup membuat kain sutera untuk duplikat bendera pusaka yang akan menggantikan Bendera Pusaka jahitan tangan Ibu Fatmawati yang mulai lapuk termakan usia?" kisahnya.

Permintaan itu pun disanggupi. Memang, sudah sejak 1960 Athirah menjadi pedagang kain dan sarung tenun sutera terbesar di Makassar.

Selain menjajakan secara langsung suteranya ke pelanggan, para pengecer juga tidak jarang yang datang ke rumah untuk mengambil barang dagangan.

Tak hanya berjualan, Athirah juga membina banyak pengerajin sutera di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Sehingga, kawasan itu menjadi salah satu pusat pertenunan terbaik di Indonesia.

"Athirah turun langsung ke Sengkang, mengarahkan pengerajinnya untuk memproduksi kain sutera warna putih sesuai tuntutan kualitas bahan Bendera Pusaka," ujar JK.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, hanya kain sutera putih yang dipesan. Namun, proses pewarnaan dan jahitannya dikerjakan di Jakarta.

Sementara, duplikat kain merah menggunakan bahan khusus yang tidak tersedia di pengerajin. Proses pengerjaan kain itu memakan waktu sekitar dua sampai tiga bulan, sebelum akhirnya diboyong ke Jakarta.

Jumlah kain yang dipesan banyak, sebab akan dibagikan ke berbagai kabupaten dan provinsi di Indonesia. "Waktu itu jumlah kabupaten belum sebanyak sekarang," tutur JK.

Kalla mengaku tidak ingat pegawai Sekretariat Negara yang saat itu ditugaskan menemui ibunya.

Namun, dari hasil penelusuran, saat itu Presiden Soeharto mempercayakan proses duplikasi itu kepada Dirjen Udaka Kemendikbud, Husein Mutahar.

Proses pengerjaan kain hingga menjadi bendera selesai di tahun itu. Sejak 17 Agustus 1969, kain itu telah bertugas menggantikan Bendera Pusaka yang disimpan di dalam sebuah kotak mendampingi duplikatnya saat bertugas.

Bendera itu berkibar hingga 1984 sebelum akhirnya diganti dengan duplikat lain lantaran faktor usia.

Kompas TV Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Gunung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com