JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea terlihat mendatangi Istana Kepresidenan, Selasa (26/7/2016) sore.
Saat ditanya apakah dia dipanggil oleh Presiden Joko Widodo, ia membantah.
"Enggak, enggak. Habis ngobrol sama orang-orang Istana saja," ujar Andi saat ditanya wartawan sembari berjalan keluar.
Andi enggan mengungkapkan siapa orang Istana yang dimaksud. Ia hanya mengatakan, pertemuan itu terkait seorang buruh migran yang disebut-sebut masuk daftar terpidana mati yang akan dieksekusi.
"Ada terpidana mati Merry Utami yang disebut akan dieksekusi. Padahal, dia itu korban perdagangan orang, bukan gembong narkoba," ujar Andi.
"Kami mintalah supaya persoalan hukumnya ditinjau ulang oleh pihak Istana," lanjut dia.
Andi mengatakan, hukuman mati berarti menghilangkan nyawa orang. Oleh sebab itu, sebaiknya pemerintah memastikan lebih dulu apakah terpidana mati itu betul-betul laik dikenakan eksekusi atau tidak.
Ketika ditanya kembali apakah kedatangannya terkait wacana reshuffle menteri, Andi tersenyum.
"Kalau itu sih wewenangnya Presiden. Jadi jangan tanyakan ke siapa," ujar pria yang juga Ketua Umum Relawan Buruh Sahabat Jokowi itu.
Pantauan Kompas.com, Andi tidak keluar sekitar pukul 17.15 WIB melalui pintu yang biasa digunakan para pejabat tinggi keluar. Ia melalui pintu samping, dekat Kantor Sekretariat Presiden.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.