Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santoso Tewas, Polisi Sebut Masih Ada Pergantian Pucuk Pimpinan

Kompas.com - 19/07/2016, 15:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih bersiaga penuh pasca tewasnya teroris yang diduga kuat adalah Abu Wardah alias Santoso dalam baku tembak di Poso.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Santoso masih memiliki orang kepercayaan yang kemungkinan akan menggantikan posisinya.

"Second layer-nya ada, Ali Kalora. Mereka sendiri yang pilih (lapisan pimpinan)," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Sementara itu, di bawah Santoso juga muncul nama Basri yang posisinya sama kuat dengan Santoso. Namun, Basri disebut-sebut ikut tewas dalam baku tembak bersama Santoso.

"Di antara mereka tumbuh saling kepercayaan berlandaskan kemampuan, semangat, dan oemahaman dalam perjuangan," kata Boy.

Selain itu, kedekatan mereka lantaran kesamaan nasib sebagai orang-orang yang terjebak dalam konflik Poso.

Boy mengatakan, mereka kemudian dibina oleh Abu Sayyaf dan mengakar di Poso.

"Mereka coba membangun kekuatan di Aceh tahun 2010, tapi gagal karena tidak dapat dukungan. Lalu balik lagi ke habitat (Poso)," kata Boy.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, dengan tewasnya Santoso, bisa dipastikan situasi di wilayah Sulawesi Tengah relatif aman.

Tinggal satu orang lagi yang diprediksi bisa memegang peranan penting terhadap gerakan radikal yang ada di sana, yakni Ali Kalora.

Menurut dia, Ali Kalora saat ini memang masih memegang beberapa senjata rakitan dan pabrikan. Namun, ia meyakini Ali tak memiliki kemampuan, kompetensi, dan kepemimpinan layaknya Santoso.

Selain itu, Basri yang merupakan orang kepercayaan Santoso juga masih berkeliaran. Sebelumnya, Kapolri menyebut Basri tewas bersama orang yang diduga Santoso.

Namun, hal itu diklarifikasi. Kapolri kemudian menyebut bahwa yang tewas bersama orang yang diduga Santoso adalah Muchtar. Sedangkan Basri berhasil melarikan diri.

(Baca: Ralat Pernyataan, Kapolri Pastikan yang Tewas di Poso Bukan Basri)

Santoso diduga tewas saat baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala di pegunungan Tambarana, Palu, Senin (18/7/2016).

Saat ini pihak kepolisian masih mengidentifikasi identitas kedua jenazah yang memiliki ciri-ciri mirip Santoso.

Identifikasi awal sudah dilakukan dengan meminta polisi serta masyarakat yang mengenali Santoso untuk mengecek jenazah keduanya.

Sementara tiga orang lainnya yang berada di lokasi baku tembak melarikan diri. Diketahui, tiga orang itu terdiri dari dua perempuan dan seorang laki-laki. Di lokasi ditemukan sepucuk senjata jenis M16.

(Baca: Ini Kronologi Baku Tembak yang Tewaskan Dua Anggota Kelompok Santoso)

Kompas TV Kronologi Baku Tembak yang Diduga Tewaskan Santoso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com