Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merenungkan Kembali Makna Idul Fitri

Kompas.com - 06/07/2016, 05:30 WIB

Oleh: Sukidi

Menurut pemahaman umum umat Islam Indonesia, Idul Fitri dipahami sebagai "kembali kepada kesucian."

Umat Islam yang berpuasa selama Ramadhan dan merasa diampuni dosa-dosanya, dinilai sebagai manusia yang memperoleh kembali status kesucian, sesuai kondisi natural dirinya yang terlahirkan dalam keadaan suci.

Jika pemahaman ini dibenarkan, umat Islam yang terlibat korupsi dan berbagai kejahatan lainnya, memperoleh justifikasi teologis sebagai manusia yang terlahirkan kembali kepada kesuciaan di hari raya Idul Fitri.

Pemahaman ini salah, dan melalui momentum hari raya ini, perlu direnungkan kembali makna Idul Fitri yang benar.

Dalam The Foreign Vocabulary of the Qur'an (1938), Arthur Jeffery, memasukkan 'id ke dalam kosakata asing, yang berasal dari bahasa Suriah, 'ida, bermakna "hari raya" dan, lebih spesifik dalam tradisi Kristen, sebagai "hari raya liturgi" (a liturgical festival).

Dalam tradisi Kristen, istilah 'id al-rusul dipakai untuk merujuk pada hari raya Santo Peter dan Paul; 'id jami' al-qiddisin untuk merujuk pada hari raya orang-orang suci (santo); 'id al-fish untuk merujuk pada hari raya Paskah; dan, yang lebih penting lagi, 'id al-milad untuk merayakan hari raya Natal, kelahiran Yesus.

Dalam konteks inilah, istilah 'id sudah biasa digunakan dalam tradisi hari raya agama monoteistik, seperti Kristen.

Konteks tradisi monoteistik

Dari sudut pandang sejarah, Islam hadir tidak dalam ruang hampa. Studi Islam di Barat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa Islam tidak dapat dipisahkan dari tradisi agama-agama monoteistik sebelumnya, yakni Yahudi dan Kristen.

Bahkan, sarjana-sarjana besar, seperti John Wansbrough dan GR Hawting membuktikan bahwa Islam hadir dalam konteks tradisi yang bukan politeistik, seperti pemahaman tradisional Islam selama ini, tetapi justru monoteistik dan aktif berpolemik secara teologis dengan agama- agama monoteistik pra-Islam.

Puasa yang dijalankan selama Ramadhan menjadi salah satu bukti bahwa Islam hadir dalam iklim keagamaan yang monoteistik.

Puasa bukan semata-mata tradisi baru dalam Islam, tetapi sudah menjadi tradisi keagamaan monoteistik yang sudah dilaksanakan kaum Yahudi dan Kristen.

Kewajiban puasa di bulan Ramadhan pun sudah pernah diperintahkan kepada mereka yang termasuk dalam kategori ahl al-kitab, terutama orang-orang Yahudi dan Kristen.

Setibanya hijrah di Madinah, Nabi juga berinteraksi dengan orang-orang Yahudi. Saat itu, Nabi menyaksikan orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada peristiwa Yom Kippur yang jatuh pada hari ke-10 Tishri dalam kalender Yahudi, atau biasanya dikenal sebagai "Ashura" dalam tradisi Islam.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com