Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Filipina Akan Segera Buat Patroli Laut Bersama di Jalur Kapal Kargo

Kompas.com - 01/07/2016, 19:49 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Filipina, Perfecto Rivas Yasay Jr, di Manila, Filipina, pada Jumat (1/7/2016). Keduanya membahas soal pembebasan tujuh WNI ABK yang disandera kelompok bersenjata di Filipina.

Retno menyampaikan kepada Perfecto bahwa Keselamatan para sandera menjadi prioritas dalam upaya pembebasan. Selain itu, kedua negara sepakat pengamanan di Laut Sulu segera dilakukan. Caranya, antara lain melalui penetapan Sea Lane Corridor

Kerja sama ini dapat segera dilakukan mengingat sudah adanya Border Patrol Agreement 1975, hasil pertemuan Trilateral Yogyakarta 5 Mei 2016, serta pertemuan kedua menteri pertahanan di Manila 26 Juni 2016 lalu.

(Baca: Filipina Kerahkan 6.000 Tentara Kepung Lokasi Penyanderaan 7 WNI)

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Armanatha Nasir, menjelaskan bahwa Sea Lane Corridor merupakan jalur yang diperuntukkan bagi kapal kargo atau barang yang melintasi perairan Sulu.

Nantinya, di sepanjang jalur yang sudah ditentukan tersebut, akan ada patroli air. Patroli tersebut terdiri dari tiga negara, yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia.

"Di antara Laut Sulawesi dan Filipina di mana kapal-kapal yang bergerak untuk aspek perdagangan, mereka bisa lewat jalur itu, di jalur itu akan ada jalur patroli yang terus menerus. Sehingga, bisa terdeteksi apabila ada kapal-kapal yang ingin melakukan perampokan dan lain sebagainya," kata Armanatha di Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat.

(Baca: Penyandera Empat ABK WNI Minta Tebusan Sekitar Rp 60 M)

Adapun aspek-aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan jalur Sea Lane Corridor, kata dia, di antaranya adalah jarak tempuh, kemudahan pemantauan bagi patroli, dan jalur yang sekiranya bisa dilalui kapal-kapal.

"Dari segi mana kapal bisa lewat ini, karena di sini (perairan Sulu) banyak pulau-pulau juga," kata dia.

Sebelumnya, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan trilateral dengan Filipina dan Malaysia di Gedung Agung, Yogyakarta pada Mei lalu. Pertemuan ini merupakan inisiatif Indonesia untuk membahas tantangan keamanan wilayah perairan di tiga negara tersebut.

(Baca: Menhan Pastikan Penyandera 7 WNI adalah Kelompok Abu Sayyaf)

Pertemuan dilakukan karena adanya kekhawatiran akan perompakan bersenjata, kejahatan transnasional, dan terorisme di kawasan. Hal tersebut dipandang telah mengancam keselamatan warga negara.

Selain itu, jalur perdagangan dan aktivitas ekonomi juga berpengaruh sehingga menimbulkan kerugian bagi kesejahteraan kawasan.

Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 100 ribu kapal melintas di wilayah perairan Sulu dengan membawa 55 juta metric ton kargo dalam 1 juta kontainer, dan lebih dari 18 juta penumpang.

Kompas TV Dua Kelompok Sandera 6 ABK TB Charles
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com