Jika bentuk kegiatan rutin dinas pemuda dan olahraga adalah mengadakan lomba lari pada peringatan hari-hari nasional, lomba maraton ini akan memberikan manfaat ganda ketika rute lari dibuat dengan start di pantai dan finis di titik evakuasi untuk ancaman bencana tsunami.
Lomba maraton ini tidak saja menjadi pelaksanaan kegiatan pembangunan dinas pemuda dan olahraga, tetapi juga menjadi proses sosialisasi rute evakuasi tsunami dan simulasi tsunami bagi peserta dan suporter lomba.
Pelaksanaannya tidak mensyaratkan anggaran tambahan, tetapi koordinasi antara dinas pemuda dan olahraga, BPBD, dan barangkali bappeda. BPBD dapat melibatkan kantor urusan agama, misalnya dengan membuat kampanye "jihad itu mudah, buang sampah di tempatnya" atau "sedekah itu mudah, tanamlah pohon", dan sejenisnya.
Jika sinergi seperti ini bisa dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pembangunan di sektor lain, perebutan anggaran APBD antarsektor menjadi tidak relevan lagi.
Istilah "instansi terkait" juga tidak relevan karena semua sektor bisa dilibatkan tanpa perlu menabrak rambu tugas dan fungsi dari sektor itu. Yang perlu dibenahi adalah tolok ukur pencapaian sasaran kegiatan pembangunan.
Dengan menggunakan prinsip pengarusutamaan lewat strategi sinergi, satu kegiatan pembangunan bisa mencapai dua target atau lebih di dua sektor yang berbeda.
Eko Yulianto
Peneliti Paleotsunami dan Kebencanaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia