JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati Anak Seto Mulyadi mengatakan, kejahatan anak merupakan fenomena gunung es. Banyak kasus yang tak terungkap ke permukaan.
Menurut dia, kesadaran masyarakat dan lingkungan penting untuk mencegah kasus kekerasan terhadap anak.
"Banyak kasus dan pelaku yang terungkap, maka harus diantisipasi sebagai kejahatan yang luar biasa," kata Seto, dalam perbincangan soal kekerasan terhadap anak, di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Menurut dia, selama ini penegakan hukum atas kasus kekerasan terhadap anak tidak tegas. Seto berpandangan, diperlukan penanganan bukan hanya d ihilir, melainkan di hulunya.
Salah satunya dengan memberdayakan peran keluarga dan masyarakat di tengah lingkungan anak.
"Lingkungan masyarakat seperti RT/RW juga harus diberdayakan sehingga mudah bagi semua untuk menemukan kota layak anak," ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Djoko Setyono mengungkapkan, kasus kekerasan anak mengalami peningkatan signifikan dalam tiga pekan terakhir.
Berdasarkan data Ditjen Pemasyarakatan, jumlah kasus kekerasan anak menduduki peringkat ketiga teratas dengan jumlah sekitar 2000 kasus di seluruh Indonesia sejak 26 Mei hingga 14 Juni 2016.
Sementara, kasus narkotika dan pencurian menduduki peringkat pertama dan kedua.
"Ini kasus naiknya signifikan hanya dalam waktu tiga minggu. Kasus kekerasan anak seperti kejahatan terhadap anak kasus pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan emosional yang mengakibatkan traumatik," ujar dia.
Akan tetapi, Kemenkumham belum memiliki data lebih detil terkait mayoritas pelakunya.
"Pelakunya relatif bisa anak dan orang besar. Saya prihatin kalau pelakunya adalah anak," kata Djoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.