JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Viva Yoga Mauladi, menilai, pernyataan yang dilontarkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung kurang tepat.
Lulung menyebut, kejatuhan Presiden Soeharto disebabkan kelompok yang mengatasnamakan komunis.
"Kurang tepatlah analisis itu. Kurang tepat," ujar Viva di kantor KAHMI, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).
(Baca: Lulung Sebut Kejatuhan Soeharto Dikendalikan Kelompok Komunis)
Menurut Viva, kejatuhan Soeharto saat itu disebabkan desakan dari mahasiswa dan elemen masyarakat yang menginginkan perubahan di Indonesia.
"Itu gerakan masyarakat dan mahasiswa dari pro-gerakan demokrasi yang menginginkan ada perubahan reformasi," kata dia.
"Itu bukan karena PKI. Kalau menurut saya, tidak sepakat," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
(Baca: 21 Mei 1998 Pukul 09.00, Soeharto Resmi "Lengser Keprabon")
Abraham Lunggana atau Lulung, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PP PPM), turut hadir dalam acara Simposium Anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Lulung juga mengakui, ia hadir karena merasa terpanggil sebagai anak tentara. Dalam kesempatan tersebut, ia menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto yang disebabkan oleh kelompok yang mengatasnamakan komunis.
(Baca: Sebut Kejatuhan Soeharto Dikendalikan Kelompok Komunis, Lulung Dianggap Gagal Paham)
"Berhentinya Pak Soeharto merupakan kehilangan bangsa Indonesia," ujar Lulung, Rabu.
"Karena berhentinya Pak Soeharto merupakan keinginan kelompok-kelompok masyarakat yang mengatasnamakan bangsa Indonesia, tetapi dikendalikan negara kapitalis dan komunis," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.