JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa masyarakat sebaiknya tidak merasa resah terkait isu kemunculan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.
"Kita tidak usah takut dengan komunisme. Tapi harus mawas diri," ujar Viva di kantor KAHMI, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).
Menurut Viva, tugas dari seluruh elemen masyarakat saat ini juga sangat diperlukan. Apalagi, dalam menerangkan fakta-fakta sejarah serta memberikan pemahaman-pemahaman sebagai bentuk penguatan ideologi Pancasila.
"Karena generasi X, generasi Y (saat ini) banyak yang tidak paham soal ideologi dan banyak yang tidak paham soal sejarah," kata Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa.
(Baca: Kivlan Zen Sebut PKI Bangkit dan Dipimpin Wahyu Setiaji)
Menurut Viva, sejak 1948 PKI memang selalu melakukan kudeta secara inkonstitusional. Meskipun demikian, masyarakat tidak perlu antipati atau trauma.
Ia mengatakan, yang terpenting adalah fakta-fakta sejarah tentang perilaku para mantan PKI itu bisa dipahami oleh generasi muda.
Dia pun menyangsikan isu kemuculan PKI ini. Menurut dia, ada dua pertanyaan yang belum terjawab di balik mencuatnya isu ini.
"Pertanyaan saya dua. Pertama, apakah memang betul-betul bangkit. Dua, ataukah karena ada motif politik di balik itu," kata dia.
(Baca: Sebut PKI Bangkit, Kivlan Zen Dianggap "Ngarang" Cerita)
Namun, ia tidak bisa memastikan motif di balik isu ini hingga menyita banyak perhatian publik.
"Ya kami akan lihat fakta fakta di lapangan nanti, sejauh mana hal itu terbukti. Itu nanti kami lihat dalam dinamika sosial politik saat ini," tutur politisi Partai Aman Nasional (PAN) itu.
Sebelumnya, Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zen mengatakan, Partai Komunis Indonesia sudah kembali bangkit. Bahkan, menurut Kivlan, PKI telah membentuk struktur partai mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
Ia juga menyebutkan bahwa sejak dua minggu lalu, mereka telah menyiapkan hingga 15 juta pendukung.
"Susunan partai sudah ada, pimpinan Wahyu Setiaji. Dari tingkat pusat sampai daerah," ujar Kivlan saat ditemui di sela acara Simposium Nasional "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).