JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, razia yang dilakukan kepolisian terhadap atribut Partai Komunis Indonesia bukan berarti gerakan komunis bangkit kembali.
Namun, ia mengakui, tak menutup kemungkinan munculnya gejala tersebut di masyarakat.
"Tidak bisa langsung jawab ya atau tidak (kebangkitan PKI). Kalau dibilang kebangkitan itu tidak ada, tapi kok tanda-tandanya ada. Dibilang ada, tapi ya biasa saja lah," ujar Boy, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/6/2016).
Pada Rabu (1/6/2016) kemarin, Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zen mengatakan, PKI telah kembali bangkit.
(Baca: Disebut Anggota PKI yang Masuk Parlemen oleh Kivlan Zen, Ini Kata Ribka Tjiptaning)
Menurut Boy, Kivlan kini merupakan tokoh masyarakat yang dapat dengan mudah mengutarakan argumennya.
Boy mengatakan, jika kepolisian juga mendapatkan informasi tersebut, maka tak akan disampaikan secara terbuka untuk menghindari kegaduhan.
"Kami tidak bisa kemukakan secara gamblang seperti Pak Kivlan. Kami itu kategorinya laporan intelijen. Tidak bisa main adu argumen begini," kata Boy.
(Baca: Kivlan Zen Sebut PKI Bangkit dan Dipimpin Wahyu Setiaji)
Ia mengakui, kepolisian mendapatkan banyak informasi soal PKI dari intelijen. Informasi ini ditindaklanjuti dengan upaya antisipatif.
Salah satunya dengan merazia atribut berbau PKI dan paham komunisme.
"Semuanya sedang didalami terus oleh polisi, terus dimonitor terus oleh intelejen polri dan intelejen lainnya seperti BIN dan intelejen TNI," kata Boy.
PKI bangkit
Sebelumnya, Kivlan menyatakan bahwa PKI telah membentuk struktur partai mulai dari tingkat pusat hingga daerah.