JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, kebijakan untuk mengimpor sejumlah bahan pokok menjelang puasa dan lebaran semata-mata dilakukan untuk mencegah kelangkaan pasokan yang berujung pada meningkatnya harga barang di pasaran.
Permintaan bahan pokok yang meningkat jelang puasa dan lebaran harus diimbangi dengan ketersediaan stok bahan pokok yang cukup.
"Kalau jumlah (permintaan)nya banyak dan stoknya kurang maka harus ditutup dengan impor," kata Jokowi usai meresmikan Lulu Hypermarket di Cakung, Bekasi, Selasa (31/5/2016).
Ada empat bahan pokok yang menjadi perhatian pemerintah, yakni bawang, gula, daging dan beras. Keempat bahan pokok itu saat ini memang sudah naik di pasaran.
Jokowi enggan menduga-duga apakah ada oknum yang memainkan harga.
"Kita tidak berbicara itu lah, yang penting supply dan demand ini bisa pada harga dan kondisi yang baik untuk konsumen, untuk rakyat, untuk masyarakat," ucap Jokowi.
Kebijakan impor yang diambil pemerintah ini sempat mendapat kritik dari sejumlah kalangan.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) misalnya, menyayangkan kebijakan pemberian izin impor daging beku di tengah masih tidak stabilnya harga daging sapi yang dihasilkan oleh para perternak lokal.
(Baca: PKS Kritik Pemerintah Impor Daging Sapi)
"Ini kebijakan yang melukai peternak nasional. Tidak mungkin harga daging sapi impor bisa semurah itu, sangat tidak masuk akal," kata Ketua bidang Pekerja Petani dan Nelayan DPP PKS Ledia Hanifa, Senin (30/5/2016).