Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yakin Komunisme Sudah Mati, Ketua MPR Minta Aparat Hukum Tak Berlebihan

Kompas.com - 25/05/2016, 07:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan meyakini bahwa gerakan partai komunis di Indonesia sudah mati. Hal tersebut lantaran ideologi Pancasila semakin kuat.

"Saya tidak percaya komunis bangkit," ujar Zulkifli saat berbincang dengan wartawan di Kuala Lumpur, Selasa (24/5/2016).

"Dulu saja zaman kejayaannya tidak mampu meruntuhkan pemerintahan apalagi sekarang saat ideologinya sudah berguguran," kata dia.

Bahkan, menurut Zulkifli, di Eropa Timur pun yang pernah didominasi ideologi komunisme kini sudah berubah.

Zulkifli mengatakan, lambang partai komunis di sana banyak ditemui pada sejumlah aksesoris di emperan pasar loak. Namun, tak ada yang merasa cemas bahwa komunisme akan bangkit.

Zulkifli menduga ada yang sengaja menggiring isu kebangkitan komunisme saat ini seiring pembahasan soal rekonsiliasi untuk peristiwa tahun 1965.

"Ini isunya kan ada karena rekonsiliasi, simposium, agar pemerintah tidak punya utang sejarah masa lalu, karena itu ramai kembali," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Menurut Zulkifli, apa yang terjadi di Indonesia saat ini adalah ketakutan yang tak berdasar.

Aparat penegak hukum diminta tidak terlalu berlebihan dengan melakukan penyitaan hingga pembubaran kegiatan yang dianggap berbau komunisme.

"Kalau soal kiri dan kanan jangan terlalu berlebihanlah, reaktif, atau khawatir yang berlebihan," kata Zulkifli.

Mengenai kaos bergambar palu dan arit, Zulkifli menganggap kemungkinan itu hanya tren remaja. Anak-anak muda kemungkinan tidak mengetahui sejarah kelam PKI dan mengenakannya untuk bergaya.

Oleh karena itu semestinya yang dilakukan adalah imbauan, bukan dengan penyitaan dan membawa orang yang memakainya di kantor polisi.

Zulkifli memaklumi jika sebagian masyarakat Indonesia masih trauma dengan partai komunis. Namun, masyarakat diminta bersikap bijak.

"Buat apa angkat-angkat isu atau hal yang sejarah kelam, diramaikan, kan kurang bijak. Satu pihak jangan reaktif, satu pihak buat apa permasalahkan. Kita sudah demokratis," kata dia.

Menurut Zulkifli, ancaman nyata yang semestinya ditakuti Indonesia adalah ketimpangan kesenjangan sosial antar individu. Tak hanya itu, bahkan antarpulau di Indonesia saja masih tidak merata pembangunannya.

"Harus ditindaklanjuti lebih akan keberpihakan bagi rakyat yang tidak memiliki apa-apa itu," kata dia.

Kompas TV Hati-Hati Pakai Atribut Palu Arit!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com