JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap berkomitmen untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) meski kepengurusan Partai Golkar baru disahkan hingga jangka waktu 2019.
"Begitu hebat dan besarnya jiwa Pak ARB. Beliau tetap komitmen pada kesepakatan-kesepakatan itu bahwa munas akan tetap dilakukan," ujar Yasonna Laoly dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Gedung Imigrasi Kemenkumham, Jakarta Selatan, Selasa (26/4/2016).
Yasonna menuturkan, ada makna yang sangat dalam dan tersirat dari keputusan Aburizal atas kesepakatan-kesepakatan itu. Keikhlasan itu terwujud dalam surat kepengurusan yang sudah disahkan ini.
Surat ini, menurut dia, menjadi spirit kerohanian memasuki bulan Ramadhan nanti.
(Baca: Menkumham Sahkan Kepengurusan Golkar 2014-2019, Aburizal Ketum)
"Masuk 2016 puasa juga memasuki bulan Ramadhan dalam keadaan ikhlas. Dalam benar itu maknanya sangat dalam," kata dia.
Sementara itu, Sekjen Golkar Idrum Marham menjelaskan, di dalam surat kepengurusan ini terlihat jelas bagaimana dua kubu bisa bersikap ikhlas untuk bersatu.
Ia menyebutkan, 80 persen kubu Ancol atau sebanyak 75 kader dari 95 kader yang diajukan Agung Laksono masuk pengurusan.
Dari kubu Aburizal, selain namanya yang masuk, juga Idrus Marham, Nurdin Chalid, dan Theo L Sambuaga.
Sementara dari kubu Agung Laksono, selain nama Agung, ada juga Zainuddin Amali dan Yorrys Raweyai.