JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo membuka peluang untuk bertemu langsung dengan sembilan orang petani perempuan yang menolak pembangunan pabrik semen dengan cara mengecor kakinya.
"Ya apakah bisa diatur pertemuan, mungkin dalam situasi yang berbeda ya," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Johan mengatakan, Presiden Jokowi telah memerintahkan Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk bertemu sembilan petani itu, Rabu kemarin.
(Baca: Senandung Pilu "Kartini Kendeng" Menolak Pabrik Semen)
Teten dan Pratikno, lanjut Johan, telah menyerap asprasi para petani tersebut. Intinya, mereka menolak pembangunan pabrik semen di daerahnya.
Namun, keduanya belum melaporkan hasil pertemuan itu kembali kepada Presiden. Johan mengatakan bahwa keputusan Presiden akan bertemu atau tidak akan diputuskan setelah Teten dan Pratikno melaporkan pertemuan keduanya dengan para petani sebelumnya.
"Saya tidak tahu mekanisme pertemuannya, tergantung dari hasil pertemuan Pak Teten dan Pak Pratikno dengan ibu-ibu yang akan disampaikan kepada Presiden," lanjut Johan.
(Baca: Diprotes "Kartini Kendeng" soal Pendirian Pabrik, Ini Jawaban PT Indocement)
Kesembilan petani itu memprotes pembangunan pabrik semen di kampungnya dengan cara mengecor kaki mereka di seberang Istana Merdeka, Selasa (12/4/2016) lalu.
Salah satu petani, Deni, mengatakan, pembangunan pabrik semen berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Pabrik itu akan menutup sumber mata air yang biasa digunakan warga kampung.