Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek Dikti Siap jika Kena "Reshuffle"

Kompas.com - 12/04/2016, 18:36 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengaku tak pernah ada pembicaraan tentang pergantian menteri (reshuffle) dalam rapat kabinet.

Ia pun heran mengapa isu tersebut begitu liar di publik dan membuat gaduh. Kendati demikian, dia menyatakan dirinya tak terganggu dengan isu yang terus berkembang tersebut.

"Semua masalah reshuffle tanya ke beliau (presiden). Saya adalah sebagai menteri, pembantu presiden melaksanakan tugas. Tugas adalah kerja, kerja, kerja," ujar Nasir seusai acara final Musabaqoh Kitab Kuning di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (12/4/2016).

Adapun saat ditanya tentang kesiapannya jika harus terkena reshuffle oleh Presiden Joko Widodo, Nasir tak menyanggahnya.

(Baca: Muhaimin: Tidak Usah Sering "Reshuffle", Bikin Menteri Enggak Jadi Kerja)

"Saya siap di mana pun. Karena saya adalah dari pendidikan tinggi, mantan rektor, pernah juga jadi komisaris BUMN. Jadi bagi saya enggak masalah," imbuh Nasir.

Ia mengungkapkan tidak pernah diajak bicara khusus dengan Presiden Jokowi terkait isu reshuffle ini. Namun, yang ada hanyalah evaluasi bagi masing-masing menteri terkait kinerja kementerian yang dipimpinnya.

(Baca: Jokowi: Soal "Reshuffle", Kami Bahas Terus dengan Pak Kalla)

"Dievaluasi satu-satu. Kurangnya apa," kata Nasir.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, hadir pula Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. Namun, ia cenderung tak peduli terhadap isu reshuffle dan enggan berkomentar banyak.

"Tanya saja sama Cak Imin ya," kata Hanif.

Isu reshuffle kabinet belakangan kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui sejumlah elite partai koalisi seperti Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy.

(Baca: Sekjen PDI-P: Rasanya "Reshuffle" Kabinet Akan Dilakukan)

Tak hanya itu, Presiden juga menemui dua tokoh Partai Golkar yang selama ini kerap berseteru, yakni Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Presiden juga memanggil Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, M Luthfi, dan pemilik Mahaka Grup, Erick Thohir.

Pertemuan Jokowi dengan para elite partai ini juga pernah dilakukannya kala membuat keputusan penting, seperti melakukan reshuffle jilid I hingga pembatalan pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Pihak istana menyatakan, perombakan kabinet menjadi hak prerogatif Presiden. Namun, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku Presiden berkonsultasi dengan orang di sekelilingnya terkait reshuffle.

Kompas TV Susunan Kabinet yang Ideal-Satu Meja Eps 137 Bagian 4

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com