Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara RUU "Tax Amnesty", Ade Komarudin Diprotes Para Anggota DPR

Kompas.com - 12/04/2016, 13:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat paripurna DPR, Selasa (12/4/2016), dibanjiri protes terhadap Ketua DPR Ade Komarudin.

Sejumlah Anggota DPR memprotes langkah Ade yang sendirian memimpin rapat pengganti Badan Musyawarah (Bamus) mengenai Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang digelar pada Senin (11/4/2016).

Rapat paripurna di awal masa sidang IV ini sebenarnya menjadwalkan penyampaian Ikhtisar Semester II hasil Pemeriksaan BPK tahun 2015 dan pengumaman daftar anggota panitia khusus Revisi Undang-Undang Anti-terorisme.

Namun, saat pimpinan rapat Taufik Kurniawan mempersilahkan anggota DPR mengajukan interupsi, lebih banyak anggota mengajukan protes terhadap rapat pengganti Bamus yang dipimpin Ade kemarin.

(baca: DPR Akhirnya Sepakat Bahas RUU "Tax Amnesty")

Anggota Fraksi Gerindra Supratman Andi Agtas mengatakan, pada 6 April 2016, sudah ada rapat pengganti Bamus yang memutuskan bahwa DPR akan berkonsultasi lagi dengan Presiden Joko Widodo sebelum membahas RUU Tax Amnesty.

Ia heran kenapa DPR tiba-tiba kembali menggelar rapat Bamus yang memutuskan bahwa RUU Tax Amnesty akan dibahas di Komisi XI DPR. Padahal, rapat konsultasi dengan Presiden belum dilakukan.

"Rapat itu cacat apalagi hanya dihadiri oleh satu pimpinan DPR. Dengan segala hormat mohon pimpinan membatalkan keputusan itu," kata Supratman.

Anggota Fraksi Gerindra Azikin Solthan juga menganggap Ade Komarudin tak konsisten karena sikapnya itu. Dia juga meminta agar rapat yang dipimpin Ade itu dibatalkan.

(baca: RUU "Tax Amnesty" Akan Dibahas DPR, Fadli Zon Sebut Ada "Kongkalikong")

"Kami melihat rapat tersebut bertentangan dengan Tatib DPR pasal 233, rapat Bamus harusnya dipimpin dan diihadiri dua orang pimpinan," kata dia.

Angota PKS Ecky Awal Muharam meminta pimpinan DPR tidak main-main dalam pembahasan RUU Tax Amnesty ini. Sebab, RUU Tax Amnesty ini terkait dengan dana ribuan triliun rupiah yang bisa masuk ke APBN.

"Tolong jangan ada cacat dalam proses pembuatan UU terutama Tax Amnesty. Mohon dijawab dengan tegas apakah ditunda atau gimana?" ujarnya.

Sementara Anggota Fraksi PAN Teguh Juwarno meminta agar pimpinan DPR lebih bisa berkoordinasi dengan baik. Dia menilai, pimpinan DPR saat ini tidak kompak.

"Mohon jadi perhatian. Kekompakan pimpinan ini jadi cermin lembaga DPR. Jangan ada dusta diantara sesama pimpinan," ucap dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com