Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohamad Burhanudin
Pemerhati Kebijakan Lingkungan

Penulis lepas; Environmental Specialist Yayasan KEHATI

Revolusi Kaum Milenial dan Musim Semi yang Tak Kunjung Tiba

Kompas.com - 21/03/2016, 09:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Di negara-negara Arab, bahkan, pada awal paruh kedua dekade abad ke-21, revolusi digital yang dihadirkan kaum muda ini tertransformasi ke dalam bentuknya yang paling radikal, yaitu perubahan sosial politik.

Musim semi demokrasi menyeruak di Tunisia, Mesir, Aljazair, Bahrain, dan Libya. Namun sayangnya, musim semi itu dengan cepat segera diikuti oleh muramnya pertikaian politik yang penuh darah dan air mata.

Tapi setidaknya, sejarah telah mencatat, gerakan kaum muda berbasis digital itu telah turut menyemai semangat dan gerakan menuju demokrasi secara revolusioner, memutus kemandekan, dan tak pernah terbayangkan akan bisa terjadi di era-era sebelumnya yang analog.

Belum substansial

Di Indonesia, sayangnya, gelombang perubahan yang dihadirkan Kaum Milenial tersebut belum menciptakan sebuah musim semi demokrasi yang substansial.

Kemunculannya tak serta merta mampu memupus anomali-anomali demokrasi, yang kian banal hadir meski era demokratisasi telah berjalan selama 17 tahun.

Lihatlah, di tengah arus informasi yang sangat terbuka ini, korupsi kian telanjang terjadi. Supremasi hukum hanya menemukan kekuatannya di hadapan rakyat kecil, namun tersungkur di hadapan orang-orang kuat.

Institusi politik dan birokrasi dikuasai para politikus dan birokrat pemburu rente. Intoleransi mudah merebak. Pembungkaman terhadap sikap dan ekspresi kritis menggejala.

Pertanyaannya, mengapa revolusi oleh Kaum Milenial di Indonesia tak kunjung menghadirkan perubahan demokratis yang substansial?

Barangkali Slavoj Sizek benar belaka saat mengatakan, revolusi bukanlah sekadar penjelmaan ide yang abadi. Revolusi tak sekadar berbicara tentang keadilan.

Dia meledak tanpa harus terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang normatif semacam itu. Dia hadir oleh karena situasi material membentuknya, dan ada orang-orang yang terjepit yang membutuhkan perubahan dan punya akses untuk melakukannya.

Manusia memang membuat sejarah, kata Karl Marx suatu ketika, tapi di bawah kondisi yang bukan dipilihnya sendiri. Tak ada satu pun model revolusi yang sama dalam sejarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com