Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohamad Burhanudin
Pemerhati Kebijakan Lingkungan

Penulis lepas; Environmental Specialist Yayasan KEHATI

Intoleransi, Setan yang Tak Sendirian

Kompas.com - 14/03/2016, 15:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Sengkarut ekonomi-politik

Namun, problem toleransi tak melulu mengenai persoalan identitas. Di dalamnya juga terdapat silang sengkarut problem ekonomi politik yang dalam perkembangannya menyemai dan memberi tempat bagi bertumbuhya gerakan-gerakan fundamentalisme.

Selain ditandai tumbuhnya demokrasi, Era Reformasi juga diwarnai dengan ledakan jumlah kelas menengah di Indonesia ke dalam angka yang signifikan.

Dalam bukunya berjudul In Search of Middle Indonesia, Profesor Ilmu Politik dari Universitas Amsterdam, Gerry van Klinken menyebutkan, kelas menengah Indonesia yang pada tahun 1995 hanya tercatat 10 persen dari populasi, berkembang menjadi 45 persen pada tahun 2009.

Selain karena pertumbuhan ekonomi, peningkatan kelas menengah tersebut juga dipicu oleh kebebasan politik yang tumbuh seiring demokratisasi.

Namun di tengah ledakan jumlah kelas menengah tersebut, Indonesia juga mengalami problem akut dalam pemerataan ekonomi, yaitu membengkaknya ketimpangan kaya dan miskin.

Hal ini tercermin dari rasio gini di negeri ini yang berdasarkan kajian Bank Dunia pada tahun 2014 lalu menunjukkan kenaikan pesat, dari 23 pada tahun 2003 menjadi 41 pada tahun 2014.

Pada tahun 2015, Bank Dunia juga mencatat, 10 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 77 kekayaan negara, dan 1 persen orang terkaya menguasai 50 persen kekayaan negara. Pada tahun 2007, 10 persen orang terkaya menguasai 70 persen kekayaan negara.

Hal ini menandakan adanya lonjakan ketimpangan ekonomi dalam tujuh tahun terakhir di Indonesia. Dengan angka distribusi kekayaan negara tersebut, Indonesia tercatat sebagai negara dengan ketimpangan penguasaan kekayaan negara paling tinggi kedua di dunia setelah Rusia.

Dalam bukunya berjudul Oligarki, pakar ekonomi politik dari Universitas Northwestern, Jeffrey Winters menyebutkan,  pada tahun 2010, rata-rata kekayaan bersih 40 oligark terkaya di Indonesia lebih dari 630.000 kali lipat produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia (di Thailand dan Korea Selatan kesenjangannya hanya 190.000 dan 69.000).

Meskipun kaum oligark itu kurang dari 2 per 1.000.000 jumlah penduduk, gabungan aset mereka setara dengan 10 persen PDB (Jeffrey Winters, 2014).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com