JAKARTA, KOMPAS.com - Persahabatan antara TNI AL dan angkatan laut negara lain tak hanya berbagi informasi, tetapi juga bermakna politis.
Komunikasi ini sekaligus menjadi jembatan hubungan bilateral.
Menjaga hubungan yang sudah ada, itulah yang dilakukan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto dan Panglima Armada Ketujuh Amerika Serikat (US Seventh Fleet) Vice Admiral Joseph P Aucoin.
Selain saling mengunjungi, akhir Februari lalu, Aucoin mengundang Darwanto ke Submarine Squadron (SUBRON) 15.
Skuadron kapal selam ini bagian dari Armada Ketujuh AS yang bermarkas di Polaris Point, Markas AL Guam di Santa Rita, Guam.
Pangarmatim Laksda TNI Darwanto didampingi Atase Angkatan Laut RI untuk Amerika Serikat Kolonel Marinir Sungatijantoro dan Komandan KRI Cakra-401 Mayor Laut (P) Ahmad Noer Taufiq pun mencoba kapal selam nuklir USS Chicago (SSN 721).
Komandan SUBRON 15 US Navy Captain Jeff Grimes dan Komandan USS Chicago Cmdr. Lance Thompson pun menerima rombongan ini di kapal selam nuklir USS Chicago yang sedang melaksanakan pelayaran 23 Februari 2016 lalu.
Beberapa demonstrasi kemampuan personel kapal selam nuklir pun ditunjukkan kepada Pangarmatim, seperti small fire simulation, damage control simulation, escape procedure, dan manuver kapal pada saat menyelam.
Salah satu yang mengesankan, kata Pangarmatim akhir pekan lalu di Jakarta, adalah berkesempatan mencoba penyelaman sampai kedalaman 200 m di perairan Guam Samudera Pasifik dengan USS Chicago, yang merupakan salah satu kapal selam nuklir Amerika Serikat Los Angeles Attack Class.
Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim beserta rombongan mendapat sertifikat kehormatan sebagai awak kapal selam US Navy oleh Komandan Skuadron 15 dan mendapatkan brevet kehormatan Dolphin.
Ini pertama kali pejabat TNI AL diundang ke markas kapal selam Amerika Serikat sekaligus pemberian brevet selam US Navy pertama.
“Selain itu kita lebih tahu bagaimana kapal selam nuklir AS,” ujar Darwanto seusai penutupan latihan pratugas TNI Sangata, di Jakarta.
Kendati peralatan dan perlengkapan operasional serta prosedur latihan di kapal selam itu tidak berbeda jauh dengan yang biasa dioperasikan TNI AL, tentu teknologinya lebih maju.
Selain itu, USS Chicago (SSN 721) didorong tenaga nuklir, sedangkan kapal selam KRI Cakra milik Indonesia bertenaga diesel elektrik.
KRI Cakra pun menunggu perbaikan (overhaul) kedua tahun ini, setelah perbaikan pertama dilakukan pada 2006.