KOMPAS.com - Komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia kini makin terlihat aktivitasnya. Pro dan kontra turut hadir ketika isu itu mulai mencuat ke publik. Tak hanya itu, kini LGBT juga mengincar anak-anak sebagai modusnya.
Di Indonesia, seperti dikutip dari Kompas.com pada September 2015 lalu, komunitas LGBT Jakarta mulai terlihat aksi di publik. Pada saat itu, komunitas tersebut meramaikan Hari Perdamaian Internasional yang digelar The Wahid Institute dan gerakan Indonesa #BeraniDamai. Mereka mengibarkan bendera pelangi sebagai tanda dukungannya terhadap LGBT di Indonesia.
Pasalnya, kini LGBT sudah mulai mengintai anak-anak sebagai modus barunya di Indonesia. Meski tingkat kekerasan anak semakin tinggi dari tahun ke tahun, kekhawatiran orang tua semakin was-was terhadap aksi LGBT yang mengincar anak-anak.
Belum lama ini pada awal Januari 2016 lalu, dari pemilik akun twitter bernama @gaykids_botplg itu banyak memasang foto mesum sesama jenis hingga foto anak-anak. Bahkan, beberapa dari anak-anak tersebut secara terang-terangan meminta teman kencan lewat media sosial.
Terkait, dalam aksi melindungi anak-anak Indonesia, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mendeklarasikan gerakan nasional stop kekerasan terhadap anak, termasuk untuk melindungi anak terhadap aksi dari LGBT di Indonesia.
"Saya pikir ini memang modus baru yang muncul dengan melibatkan anak-anak dalam aksi dari para LGBT. Untuk itu, kami sudah membuat kesepakatan untuk membuat pertemuan bersama dalam membicarakan hal ini dengan pihak terkait," ujar Menteri Yohana Yembise saat diwawancarai di Gelora Bung Karno, Minggu (14/2/2016).
Menteri Yohana menambahkan, meski LGBT memang sudah marak terjadi di kalangan orang dewasa. Namun, sungguh tak disangka jika anak-anak juga menjadi incaran dari komunitas tersebut.
"Yang jelas, saya sangat menolak keras terhadap kegiatan LGBT yang melibatkan anak. Untuk menghindari wabah LGBT pada anak, kami bersama-sama kementerian lainnya akan melakukan tindakan. Salah satunya dengan turut mengawasi atau menutup situs berbau pornografi, khususnya mengenai LGBT ini," katanya.
Melalui kampanye ini, Yohana juga menghimbau agar para orang tua juga mengambil perannya untuk terus mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget. Dengan begitu, semua pihak bisa bersama-sama mengawasi anak-anaknya terhadap konten pornografi ataupun aksi LGBT yang kian marak di media sosial saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.