Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar dan "Warning" soal Sentimen Patronase

Kompas.com - 11/02/2016, 12:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik internal Partai Golkar yang telah berlangsung lebih dari setahun terakhir diharapkan segera berujung dengan penyelenggaraan Musyawarah Nasional.

Munas akan diselenggarakan oleh kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009 di bawah kepemimpinan Ketua Umum Aburizal Bakrie.

Penyelenggaraan Munas menjadi ajang pertarungan bagi para calon Ketua Umum Partai Golkar. Seperti apa karakter ketua umum yang dibutuhkan Golkar saat ini.

Senior Golkar, BJ Habibie, pada Rapat Pimpinan Nasional, Januari 2016 lalu, berpesan agar partai melakukan regenerasi kepemimpinan.

Dua pimpinan Golkar yang sempat berseteru, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, menyatakan tak akan maju mencalonkan diri sebagai ketua umum.

Keinginan keduanya untuk tidak maju diapresiasi.

"Aburizal dan Agung tidak muncul lagi memang bagus saja. Tapi apa iya para kandidat yang muncul tidak mencerminkan patronase sebelumnya?" ujar pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Arie Sudjito saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/2/2016).

Sejumlah kader yang sudah menyataan akan mencalonkan diri, di antaranya, Idrus Marham, Roem Kono, Mahyudin, dan Aziz Syamsudin.

Sementara, lainnya, seperti Ade Komarudin, Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Agun Gunandjar, Gusti Iskandar, Fadhel Muhammad, dan Airlangga Hartarto, belum secara tegas menyatakan kesiapannya.

Menurut Arie, banyaknya kader Golkar yang ingin menjadi kandidat ketua umum menunjukkan bahwa demokrasi berjalan di tubuh partai tersebut. 

Akan tetapi, ia memberikan catatan bahwa sejumlah nama yang mencuat menunjukkan adanya patronase kekuatan di belakang mereka.

"Nampak jelas gengnnya siapa, Akbar Tanjung patron gengnya ada. JK juga punya irisannya. Aburizal Bakrie dan Agung Laksono juga. Bahwa di Golkar itu patronasenya masih bekerja," ujar Arie.

Hilangkan sentimen patronase

Secara terpisah, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro menilai, siapapun yang akan menjadi calon ketum Golkar harus menghilangkan sentimen patronase politik tersebut.

Sebab, tugas ketum baru Golkar ke depan akan cukup berat untuk membenahi kondisi internal partai.

Konflik internal Golkar yang terjadi selama ini telah menghasilkan dualisme kepengurusan tak hanya di level DPP tetapi juga di DPD tingkat I dan II.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com