Menurut dia, alih-alih menyelesaikan perkara, mengeluarkan Novel justru memunculkan konflik baru.
"Membebaskan Novel Baswedan dari KPK pasti memantik kegaduhan baru. Apalagi pimpinan KPK baru usia tiga bulanan," ujar Busyro melalui pesan singkat, Kamis (4/2/2016).
Menurut Busyro, sosok Novel dan beberapa penyidik Polri aktif lainnya telah membuktiksn dedikasi dan loyalitasnya terhadap KPK. Terlebih lagi, saat mereka memilih bertahan di KPK dan melepaskan institusi asal mereka.
(Baca: Syafii Maarif: KPK Rugi kalau Novel Baswedan Dikeluarkan!)
"Sampai dia (Novel) mengorbankan cita-cita menjadi jenderal di kepolisian dengan alih status sebagai pegawai tetap KPK," kata Busyro.
Integritas Novel, kata Busyro, tak diragukan lagi. Menurut Busyro, Novel telah menjadi simbol rakyat sebagai penyidik asal Polri yang handal di KPK.
"Pikirkanlah dengann matang, hati-hati, dan penuh tanggung jawab jika betul pimpinan akan bebaskan dia," kata Busyro.
Busyro mengatakan, perlu ada penjelasan lebih jauh dari pimpinan KPK soal opsi tersebut. Ia masih mempertanyakan apakah wacana tersebut merupakan sikap individu atau KPK sebagai institusi.
(Baca: Kasusnya Dihentikan, Novel Baswedan Diberi Opsi Mengabdi di Luar KPK)
"Kalau itu resmi keputusan pimpinan KPK, bukan ucapan pak Saut sendirian, maka perlu ada penjalasan resmi ke publik secara jelas," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang membenarkan bahwa ada opsi untuk memindahkan Novel dari KPK. KPK memberi kesempatan seluas luasnya bagi Novel untuk berkembang di tempat lain.
Namun, ia membantah bahwa opsi tersebut merupakan hasil lobi-lobi dengan Polri dan Kejaksaan.
"Novel Baswdan itu fleksibel. Oleh sebab itu, diyakini akan bisa menyesuaikan diri di mana saja dan tetap relevan dengan keahliannya," ujar Saut.
(Baca: Mantan Pimpinan KPK: "Ngaco", Hukum Sudah Tidak Jelas di Kasus Novel)
KPK, kata Saut, memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah tanpa memunculkan kegaduhan. Seiring ditariknya berkas perkara Novel, maka penyidik senior KPK itu hengkang dari KPK.
"Agar semua tuntas dan Novel Baswedan bisa mengabdi tanpa diikat oleh masa lalunya," kata Saut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.