Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Korbankan Eks Gafatar demi Stabilitas Negara

Kompas.com - 25/01/2016, 19:14 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta mendidik publik agar memahami perbedaan di tengah masyarakat tentang keberadaan Gerakan Fajar Nusantara. Dengan memulangkan anggota eks Gafatar, pemerintah dinilai hanya mengorbankan kelompok minoritas demi keamanan dan stabilitas negara.

Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menilai bahwa pemerintah telah salah dalam melakukan pendekatan terhadap kelompok Gafatar. Hal itu ditunjukkan dengan menampung, membentuk tim yang melibatkan dinas sosial dan Majelis Ulama Indonesia, serta melakukan upaya pemulangan mantan anggota Gafatar.

"Lagi-lagi menunjukkan negara lebih mementingkan keamanan dan stabilitas. Yang paling mudah adalah mengorbankan si minoritas," tutur Bonar di Jakarta Pusat, Senin (25/1/2016).

Menurut Bonar, para anggota dan mantan anggota Gafatar tak melakukan pelanggaran hukum. Namun, mereka dituding sesat atau kafir sehingga dapat diperlakukan seenaknya.

"Teman-teman Gafatar melakukan pelanggaran hukum apa? Apakah mereka pencuri? Korupsi? Menjual narkotika?" ujarnya.

Dia menilai bahwa publik telah menilai bahwa kelompok Gafatar adalah sesat dan kafir hanya karena mereka berbeda.

Dengan munculnya perspektif tersebut, negara wajib untuk tidak sekadar melindungi, tetapi juga menghormati eksistensi mereka sejak awal.

"Negara mengajar, mendidik publik untuk memahami problem ini," kata dia.

Sementara itu, peneliti Kantor Human Rights Working Group, Hafiz, mengatakan bahwa dengan memaksa seseorang untuk meninggalkan keyakinannya, berarti negara telah mengintervensi keyakinan terdalam seseorang.

Menurut Hafiz, pembiaran amuk massa terhadap pengikut Gafatar justru dijadikan senjata oleh negara untuk membenarkan tindakan diskriminasi terhadap mereka.

"Negara abai melindungi hak setiap orang untuk hidup aman, berpindah ke suatu wilayah secara bebas, hak untuk berkumpul, hak atas kepemilikan, serta meyakini apa yang dianggapnya benar," kata Hafiz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com