"Awalnya, aku enggak ingin bergabung. Mereka menawarkan dan menunjukkan kegiatan mereka. Itu positif menurut saya," ujar Bibit saat dihubungi, Rabu (13/1/2016).
Bibit mengatakan, yang dia ketahui dari organisasi itu ialah kegiatan sosialnya untuk membantu orang susah, korban bencana alam, program kebersihan, dan kemandirian pangan.
(Baca: MUI: Moshaddeq yang Merupakan Nabi Palsu Tercatat sebagai Pembina Gafatar)
Bahkan, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang ditunjukkan pengurus Gafatar saat itu pun tak tercantum ada kecenderungan pada politik atau agama tertentu.
Kemudian, baru sekitar akhir 2014, Bibit mendengar isu miring mengenai Gafatar. Ia mendapatkan informasi di daerah bahwa organisasi tersebut tidak mewajibkan shalat bagi anggotanya. Saat itu, kecurigaan Bibit mengenai Gafatar mulai muncul.
Setelah itu, pengurus Gafatar menemui Bibit dan ingin "meminang" Bibit menjadi kadernya.
(Baca: Di Depan Ganjar, Pengurus Gafatar Sebut Ahmad Mussadeq sebagai Sesepuh)
"Dia cerita bahwa itu tadi, dia bekerja atas petunjuk 'Messiah'. Messiah siapa itu? Saya pikir kan Messiah zaman dulu, Yesus jadi Messiah," kata Bibit.
Bibit langsung merasa keyakinan Gafatar dan dirinya berbeda. Ia pun ingin dipertemukan dengan Messiah yang dimaksud itu.
Sebelum bertemu dengan pimpinan Gafatar, Bibit mencari data melalui internet mengenai Gafatar. Ternyata, organisasi tersebut belum terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
(Baca: Inilah Pengakuan Seorang Pengusaha Mantan Donatur Gafatar)
Tak hanya itu, Bibit mendapatkan informasi bahwa beberapa pengurusnya terlibat aliran Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah.
"Aku carinya Al Qaeda itu apa di Google. Saya download semua, ternyata aliran terlarang yang pernah dihukum negara tahun 2009," kata Bibit.
Bibit langsung menyiapkan surat pengunduran diri. Kemudian, pada 3 Januari 2015, Bibit dipertemukan dengan "Messiah" yang diyakini oleh organisasi Gafatar.
Tanpa basa-basi, Bibit langsung menyerahkan surat tersebut dan meninggalkan pimpinan Gafatar.
"Sejak saat itu, saya tidak memonitor lagi. Ternyata, itu enggak cocok saja dengan keinginan saya. Saya enggak mau masuk dalam aliran apa pun," kata Bibit.