JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan tegas menolak manuver yang dilakukan sejumah kader Partai Keadilan Sejahtera agar dirinya dicopot sebagai pimpinan DPR.
Fahri merasa bisa menjadi Wakil Ketua DPR karena amanat undang-undang sehingga tidak tepat jika Partai secara semena-mena melakukan pencopotan.
"Posisi saya ini ada dalam Undang-Undang. Anda harus hargai UU dan hargai hak publik. Tak boleh kita menerobos dan menerabas sistem kenegaraan kita," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Fahri merasa selama ini sudah bekerja dengan baik sebagai Wakil Ketua DPR. Tudingan bahwa dia membela Setya Novanto yang terseret kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden, menurut Fahri, hal itu hanya opini yang tidak dapat dibuktikan.
Fahri sempat ditegur Ketua Fraksi PKS di DPR, Jazuli Juwaini karena dianggap terlalu banyak bicara ke media mengenai kasus Novanto. (baca: Fahri Hamzah: Perlu Dicatat, Bukan Saya yang Pertama Teriak-teriak di Media!)
"Itu harus ada buktinya. Kan kalau saya diopinikan membela Setya Novanto, ada juga yang membela Sudirman Said. Kan enggak boleh opini begitu," ucapnya. (Baca: Fadli Zon Bela Fahri Hamzah yang Didesak Mundur dari Pimpinan DPR)
Fahri juga merasa selama ini dirinya tak bermasalah dengan para kader PKS. Dia justru selalu mencoba membangun hubungan dengan kader dalam setiap kesempatan.
"Sebelum ke Rakernas PDI-P kemarin saya juga kumpul dengan kader, sangat akbrab, semua mendukung. Saya keliling ketemu kader dan sebagainya, masa tiba-tiba ada yang mengatakan minta saya mundur," ujar Fahri. (Baca: Tifatul: Fahri Jangan Teriak-teriak di Media)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.