Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pekerjaan Rumah KPK Menurut Bambang Widjojanto

Kompas.com - 18/12/2015, 20:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto menuturkan, setidaknya ada tiga pekerjaan rumah KPK yang belum terselesaikan hingga akhir masa baktinya.

Pertama, kata Bambang, adalah bagaimana KPK saat ini dilihat sebagai lembaga yang mengambil alih atau menjadi pemegang utama pemberantasan korupsi.

Namun, di sisi lain pemerintah dan parlemen juga harus diajak untuk bisa mengedepankan aspek pencegahan korupsi.

"Sekarang kan enggak begitu. Nah, bagaimana teman-teman di pimpinan KPK mengembalikan paradigma yang tidak benar mengenai kewajiban pemberantasan korupsi," tutur Bambang saat ditemui usai acara #jemputbw di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2015).

Sementara itu, pekerjaan rumah kedua adalah program-program KPK harus berbasis pada jaminan masa depan rakyat Indonesia.

Menurut Bambang, pemberantasan korupsi dapat dikatakan berhasil jika berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

Ia memaparkan, saat ini sekitar 80 persen penduduk Indonesia adalah orang-orang miskin yang bermata pencaharian di sektor agraria. Sehingga pemberantaaan korupsi harus diarahkan ke sektor tersebut.

"Hari ini, sebenarnya infrastruktur dasar dan sektor-sektor menyangkut hajat hidup orang banyak juga belum disentuh secara langsung," ujar penyandang predikat Doktor Ilmu Hukum tersebut.

Adapun pekerjaan rumah ketiga, menurut Bambang, adalah pemberantasan korupsi harus melibatkan publik. Ia menyinggung acara Festival Antikorupsi yang beberapa waktu lalu diadakan di Bandung berhasil mendatangkan 6.00 orang. 

Menurut dia, pemberantasan korupsi juga perlu pelibatan publik. Hal tersebut, menurut dia, dapat dibuktikan dengan sikap publik yang secara sukarela membuatkannya acara #jemputbw sebagai tanda berakhirnya masa bakti dirinya di KPK.

"Padahal saya tidak bergaul secara penuh dengan mereka tapi mereka merasa apa yg saya lakukan mempunyai kepentingan yang dirasakan oleh mereka," ungkap Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com