Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Catatan Kelam Ruki Selama Pimpin KPK

Kompas.com - 17/12/2015, 18:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded), Arif Susanto, mencatat setidaknya ada lima poin yang menunjukkan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Ketua sementara KPK Taufiequrachman Ruki.

Poin-poin tersebut, kata Arif, cukup untuk menunjukkan bahwa Ruki melakukan pelemahan internal pada tubuh lembaga anti-koperasi tersebut.

"Ruki bisa dicatat sebagai ketua KPK pertama yang justru melakukan pelemahan terhadap institusi pemberantasan korupsi," ujar Arif di Jakarta, Kamis (17/12/2015).

(Baca: Busyro Muqoddas: Ruki Otoriter!)

Pertama, kata Arif, Ruki pernah menyatakan menyerah ketika kasus cicak versus buaya versi ketiga.

Kedua, Ruki melimpahkan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung yang titik akhirnya sampai hari ini tidak terlihat dan juga tak dikembalikan kepada kepolisian.

(Baca: Ruki: Dikira Enak Jadi Pimpinan KPK?)

Ketiga, menurut Arif, adalah ketika Ruki menjadi pimpinan KPK pertama yang memberikan sanksi kepada anak buahnya karena melontarkan kritik.

"Kritik internal justru diberi sanksi," kata dia.

Keempat, Ruki dianggap melakukan pengkhianatan terkait kasus yang menimpa Novel Baswedan.

(Baca: Ruki Merasa Dipojokkan Terkait Revisi UU KPK)

"Ketika awalnya dia menyatakan akan membela Novel Baswedan, sekarang dia justru mendorong Novel Baswedan untuk mengikuti proses yang sebenarnya tidak fair, yang dilakukan kepolisian," tutur Arif.

Adapun poin kelima yang dianggap sebagai pelemahan terhadap KPK adalah ketidakjelasan sikap Ruki antara menyetujui dan menolak revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com