JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa, mengatakan, sebanyak 70 persen dari total 21 wilayah yang dilakukan hitung cepat oleh LSI saat pilkada serentak dimenangi oleh petahana.
Menurut Ardian, setidaknya ada lima alasan calon kepala daerah petahana cenderung dipilih oleh masyarakat.
Salah satunya adalah karena kinerja petahana selama memimpin dipersepsikan berhasil dan memuaskan.
Namun, tak semua petahana yang kembali terpilih dianggap memiliki kinerja yang baik selama memimpin.
Menurut Ardian, faktor petahana dipilih tidak hanya dari faktor tersebut, tetapi juga dipengaruhi empat faktor lainnya.
"Keungulan petahana kalau dipetakan tidak hanya di persepsi kepuasan. Kalau satu faktor tidak berhasil, masih ada faktor lain," kata Ardian di Kantor LSI Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Kamis (10/12/2015).
Empat faktor lainnya, menurut Ardian, adalah popularitas, kemampuan petahana menjangkau semua segmen pemilih, kemampuan petahana menggerakkan tokoh informal maupun formal (termasuk birokrasi), dan petahana lebih siap secara finansial.
"Bisa jadi lebih dikenal dibanding calon-calon lain. Orang akan lebih memilih yang sudah ada. Meskipun (kinerja) belum baik, tapi masih bisa diperbaiki, terutama jika lawannya tidak bisa memberi harapan perbaikan," ujar Ardian.
Ia memaparkan, calon petahana cenderung tidak mungkin kalah, kecuali jika ada dua syarat terpenuhi. Syarat pertama adalah jika petahana tersebut dianggap gagal memimpin daerahnya.
"Kalau kinerja buruk, tapi belum dianggap gagal, maka masih berpeluang menang," kata dia.
Adapun syarat kedua adalah ada kandidat lain yang oleh masyarakat dianggap lebih mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di daerah tersebut.
"Kalau dua syarat ini terpenuhi, bisa jadi petahana tidak melenggang," kata Ardian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.