"Jadi, kita ingin tahu, apakah benar BMI telah dibayar sesuai tingkat penggajian dan waktu yang tepat. Tanpa itu kita kan tidak tahu bagaimana memonitornya. Tapi, kalau melalui sistem perbankan itu bisa dilihat, gaji sudah masuk atau belum, sudah dibayar atau belum," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Agusdin juga meluruskan bahwa sistem tersebut bukan berarti semua gaji TKI dikirim ke Indonesia, karena para TKI tetap bisa menggunakan uang yang ada di rekeningnya. Tetapi, TKI yang bersangkutan harus menggunakan uangnya dengan bijak.
"Jangan sampai habis untuk kepentingan konsumtif. Melalui sistem ini, pemerintah ingin mengedukasi TKI agar bisa mengelola hasil jerih payah dan keuangannya secara benar," ujar Agusdin.
"Jangan jadi BMI seumur hidup. Kalau sudah kembali ke sini (Indonesia) dan punya modal, ya silakan saja usaha di dalam negeri," katanya.
Berdasarkan data BNP2TKI, potensi remitansi BMI di luar negeri dalam satu tahun itu bisa mencapai lebih dari Rp 300 triliun. Namun, uang yang mengalir ke Tanah Air hanya sekitar Rp 100 triliun sampai Rp 114 triliun.
"Berdasarkan evaluasi kami, ternyata gaji TKI itu lebih banyak digunakan di luar negeri. Jadi, yang dikirim hanya sebagian. Hitung-hitungannya lebih banyak digunakan di sana," ujarnya.
Menurut Agusdin, penggunaan gaji adalah hak para TKI. Mereka bebas menggunakannya.
"Tetapi ingat, dia berangkat ke sana untuk mencari kerja, mendapatkan penghasilan dan penghasilan itu semestinya dibelanjakan di dalam negeri, seperti membiayai kebutuhan keluarga, sekolah anak, dan lainnya," papar Agusdin.
Tanpa pemotongan
Dikutip dari situs BNP2TKI, sebelum berangkat semua calon BMI diwajibkan membuka rekening di dalam negeri untuk melakukan pengiriman uang gajinya melalui jasa perbankan. Tahap ini melibatkan mekanisme government to government dalam bentuk kerjasama antarbank sentral, khususnya di negara-negara tempat BMI bekerja.
Kepala BNP2TKI juga sudah meminta bank agar tidak melakukan pemotongan dalam bentuk apapun kepada BMI dalam transaksi nontunai ini.
Menurut Agusdin, BMI tetap bisa menggunakan bank setempat, misalnya Bank of China di Hong Kong, untuk menerima kiriman gaji dari majikannya. Bank setempat itu memiliki channel bank atau keterkaitan kerjasama dengan bank di Indonesia, sehingga uang gaji BMI bisa ditransfer ke rekening bank di dalam negeri.
Disinggung soal biaya cukup besar, jika BMI ingin menarik uang gajinya atau menstransfer lewat rekening bank Indonesia di Hong Kong, Agusdin menyatakan bahwa pihaknya akan meminta perbankan di Indonesia yang memiliki bank mitra di Hong Kong untuk meringankan biayanya.
"Kami meminta kepada perbankan di sini, katakanlah BNI, kemudian di sana nanti partnernya bank apa, itu nanti antarbank. Uang (gaji) BMI dibayarkan melalui rekening bank setempat. Nanti, si TKI mau bayar ke rekening dia atau rekening keluarganya di sini, ya mestinya ada keringanan untuk biaya transfernya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.