Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Penganiayaan Go-Jek Beda dengan Kasus Sarpin Vs Komisioner KY

Kompas.com - 30/07/2015, 19:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso mengatakan, kasus penganiayaan pengemudi Go-Jek yang berujung damai tak dapat disamakan dengan kasus Hakim Sarpin yang melaporkan Komisioner Komisi Yudisial (KY).

"Beda dong, enggak bisa disama-samakan itu," ujar Budi di kompleks Mabes Polri, Kamis (30/7/2015).

Pria yang akrab disapa Buwas itu menyebut, penganiayaan pengemudi ojek konvensional terhadap pengemudi Go-Jek adalah pelanggaran pidana ringan. Kasus itu bisa berujung damai jika kedua belah pihak menyetujuinya dan menyepakatinya di depan polisi.

"Bisa saja penyidik mengabulkan permintaan kedua belah pihak itu," ujar Buwas.

"Apalagi kalau dia (kedua belah pihak) mikir, 'Kalau maju sidang, malah repot'. Jadi ya sudah kita berdamai saja, lalu mereka sampaikan ke polisi mau damai. Itu bisa saja," ucapnya.

Buwas tidak menjawab saat ditanya apakah penganiayaan yang mengakibatkan seseorang terluka merupakan delik pidana, yang berarti bahwa polisi harus terus mengusut perkara tanpa perlu laporan polisi. Lagi pula, Buwas mengaku tidak mengetahui apakah benar upaya damai antara pengemudi ojek dan pengemudi Go-Jek diinisiasi oleh penyidik kepolisian yang menangani perkara itu.

"Itu kata siapa (yang mendamaikan polisi)? Jangan-jangan itu katanya-katanya saja," ujar Buwas.

Buwas berketetapan bahwa penyidik tak dapat memediasi perkara. Prinsip itulah yang Buwas pakai dalam penanganan perkara Sarpin versus komisioner KY.

"Kalau kasus KY ini kan delik aduan. Kalau pelapor mencabut laporan, selesai perkara," ujar Buwas.

Seperti diketahui, penyidik Bareskrim Polri menetapkan dua komisioner KY, Suparman Marzuki dan Taufiqurrahman Syahuri, sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldi. Penetapan itu dikecam banyak pihak karena diduga ada unsur pelemahan terhadap KY.

Buwas memastikan bahwa dugaan pelemahan itu tidak terjadi. Dia juga memastikan tidak akan menghentikan pengusutan perkara itu selama kedua belah pihak tidak sepakat berdamai lantaran perkara itu berjenis delik aduan.

Sementara itu, dalam kurun waktu yang berdekatan, Polsek Metro Pancoran melakukan mediasi perkara penganiayaan pengemudi ojek terhadap pengemudi Go-Jek, meskipun bukan delik aduan. Pengemudi Go-Jek dianiaya karena dituduh merebut penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com