JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa kecelakaan Hercules C-130 di Medan mengungkap betapa tuanya teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia. Untuk pesawat Hercules, TNI tidak memiliki pesawat dengan teknologi teranyar karena semuanya dibuat pada rentang tahun 1960-1990.
"Kami punya semuanya 22 unit. Tadi angkatan 1960-an ada 6 unit, tahun 1980-an ada 8 unit, sisanya angkatan 1978," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Istana Kepresidenan, Kamis (2/7/2015).
Pasca-kecelakaan di Medan, TNI mengistirahatkan Hercules buatan tahun 1960 sampai hasil investigasi penyebab kecelakaan diketahui. Menurut Moeldoko, kebutuhan akan alutsista yang modern sangat besar. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu memperkirakan, anggaran yang dibutuhkan untuk modernisasi alutsista ini lebih dari Rp 100 triliun. Namun, ia memahami bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah mengembangkan pembangunan.
"Jangan hanya mikirin tentara doang, nanti anggaran sektor lain kan kesedot. Kalau maunya TNI, ya, itu (Rp 100 triliun). Akan tetapi kan kita juga memikirkan kementerian yang lain," ujar dia.
Moeldoko mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo prihatin terhadap kondisi alutsista TNI. Akan tetapi, TNI tidak bisa menuntut pembelian peralatan baru. Yang bisa dilakukan TNI saat ini adalah memaksimalkan peralatan dengan keterbatasan yang ada.
"Kami akan evaluasi betul. Kalau memang kondisinya masih bisa, ya kita pergunakan dengan keterbatasan yang ada dan tidak mungkin menuntut (adanya unit) baru," ucap jenderal bintang empat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.